TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, mempertanyakan kejelasan renegosiasi rencana perhelatan Formula E. Salah satunya soal biaya komitmen (commitment fee) yang merosot drastis.
"Negosiasi ulang tentu ada yang dikorbankan dan bagaimana biaya commitment fee bisa berubah drastis dari MoU semula juga membingungkan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Gilbert juga mempertanyakan kajian baru Formula E, khususnya soal untung-ruginya. Salah satu poin yang perlu dijelaskan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro adalah potensi untung dan rugi balap mobil listrik internasional itu di masa pandemi Covid-19.
"Uang rakyat Rp 560M akhirnya akan bagaimana kalau merugi? Jadi zakat buat FEO?," tanya anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI itu.
Sebelumnya, pemerintah DKI harus membayar biaya komitmen per tahun selama lima tahun berturut-turut. Nilainya mencapai 20 juta poundsterling, setara dengan Rp 388, 26 miliar dengan kurs saat ini, yang naik 10 persen per tahunnya.
Setelah renegosiasi, pemerintah DKI hanya perlu membayar satu kali biaya komitmen untuk perhelatan selama tiga sesi pada 2022-2024. Total biaya komitmen hanya Rp 560 miliar.
Baca juga: Politikus PDIP Kritik Renegosiasi Jakpro Soal Formula E Bakal Sandera Gubernur