TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Khusus Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Perubahan Iklim, Irvan Pulungan, membeberkan tiga faktor yang memicu Ibu Kota berpotensi tenggelam. Salah satu faktor yang paling berdampak adalah menurunnya permukaan tanah.
"Jadi paling berperan itu sebenarnya adalah menurunnya muka tanah yang disebabkan oleh ekstraksi air tanah yang sangat-sangat masif," kata dia dalam diskusi Tempo, Kamis, 14 Oktober 2021.
Penurunan muka tanah disebabkan adanya aktivitas yang berkelanjutan. Pertama dimulai dari urbanisasi yang masif dan pola pembangunan Ibu Kota yang berbasiskan darat. Hal ini menyebabkan penyedotan dan ekstraksi air tanah yang kemudian membebani tanah.
Faktor kedua adalah sejak dulu 40 persen tanah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Ketiga, membesarnya dampak kenaikan muka air laut atau sea level rise hingga tiga kali lipat.
"Level rise yang disebabkan oleh perubahan iklim yang melipattigakan, tidak hanya melipatduakan, tapi melipattigakan dampak dan ancaman yang dihadapi oleh DKI Jakarta," terang dia.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Ibu Kota Indonesia, yaitu Jakarta, terancam tenggelam dalam 10 tahun mendatang.
Prediksi Jakarta bakal tenggelam pelan-pelan telah diungkapkan sejumlah ahli. Dalam tulisan berjudul 'Jakarta, the fastest-sinking city in the world,' media BBC menulis bahwa Jakarta akan tenggelam pada 2050.
Peneliti dari ITB Heri Andreas mengatakan potensi Jakarta tenggelam berdasarkan hasil penelitian terhadap penurunan tanah di Jakarta selama 20 tahun.
"Jika kita melihat model kita, pada tahun 2050 sekitar 95 persen Jakarta Utara akan terendam," katanya seperti dikutip dari BBC. Kini utusan Anies Baswedan mengungkap 3 faktor yang memicu Jakarta berpotensi tenggelam.
Baca : Kontingen DKI PON di Papua 2021 Harus Karantina di Hotel Grand Cempaka, Aturannya?