TEMPO.CO, Rangkasbitung -Permintaan gula semut (gula aren bubuk) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak sebulan terakhir cenderung meningkat dari 30 kilogram kini menjadi 100 kilogram per hari.
"Jika terjual 100 kilogram dengan harga Rp40 ribu/ kilogram maka bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp4 juta/ hari," kata Awa, 45 tahun seorang pemilik Toko Najwa yang menjual produk aneka makanan tradisional di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu, 17 Oktober 2021.
Meningkatnya permintaan gula semut alias gula aren bubuk itu mendoron kegiatan ekonomi menggeliat lagi di kabupaten Lebak.
Pemerintah setempat pun kini memperbolehkan kegiatan ekonomi hingga malam hari, namun tetap mematuhi protokol kesehatan.
Menurunnya kasus pandemi Covid-19 itu, kata dia, berdampak terhadap omzet pendapatan.
Pedagang eceran aneka makanan produk lokal itu menjual selain gula semut, juga gula aren, labeur jahe, ranginang, kerupuk emping melinjo, kerupuk kulit, sale pisang, uli ketan, kaceprek, rangining manis, kue sempring, opak singkong, keripik pisang dengan berbagai rasa.
Saat ini, kata dia, permintaan produk makanan tradisional kembali normal dan konsumen datang untuk membeli oleh-oleh khas makanan tradisional Lebak.
"Permintaan konsumen naik dibandingkan setahun, yang lebih tampak sepi, hingga terancam bangkrut, " katanya menjelaskan.
Selanjutnya : Kebanyakan permintaan gula semut...