TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan anggaran pembangunan ITF Sunter Rp 4 triliun kepada pemerintah pusat. ITF Sunter adalah fasilitas pengelolaan sampah antara (intermediate treatment facility/ITF).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan setelah dana itu dikucurkan pemerintah pusat, pembangunan ITF bisa dikerjakan mulai Januari 2022.
"Mudah mudahan bisa terealisasi," kata Asep Kuswanto di kantornya, Selasa 19 Oktober 2021.
Asep mengatakan seluruh sampah Jakarta bisa diolah menjadi tenaga listrik di ITF Sunter. Selain dapat menghasilkan listrik, ITF Sunter diharapkan dapat mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yang sudah penuh.
Lewat anak usahanya, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL), Jakarta Propertindo menargetkan pra konstruksi ITF Sunter akan dilaksanakan akhir 2021. Pelaksana Tugas (Plt) Dirut PT JSL Aditya Bakti Laksana mengatakan fasilitas pengeloaan sampah itu akan didukung teknologi modern dan ramah lingkungan, yang telah teruji.
Aditya, yang juga Direktur Proyek ITF Sunter mengatakan teknologi modern itu telah banyak digunakan di negara-negara maju di dunia. Teknologi itu diklaim sanggup mereduksi volume sampah 80 hingga 90 persen dengan standar emisi Euro 5. Energi listrik yang dihasilkan 35 MW per jam.
Menurut Aditya, ITF Sunter sanggup mengolah sampah 2.200 ton per hari. Dengan kapasitas itu, ITF bisa memangkas 30 persen sampah Jakarta yang dikirim ke TPST Bantargebang setiap hari.
Pada saat ini sampah Jakarta yang dibawa ke Bantargebang 7.800 ton per hari. Pembangunan ITF Sunter diharapkan bisa mengurangi beban sampah yang harus dibuang ke TPST Bantar Gebang.
Baca juga: Investor Asing Ogah Lanjutkan Kerja Sama ITF Sunter, Jakpro Ungkit Pesan Luhut