TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi angkat bicara soal polemik nama jalan di Menteng akan diganti menjadi nama tokoh sekuler Turki Mustafa Kemal Ataturk. Pras menyebut Pemprov DKI seharusnya dapat mengkaji terlebih dahulu sosok yang namanya layak untuk dijadikan nama jalan di Ibu Kota.
Prasetyo pun menyinggung usulan penggantian nama Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, menjadi nama Gubernur DKI Ali Sadikin periode 1966-1977 yang belum juga ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI.
"Ali Sadikin jelas-jelas sosok dan tokoh berjasa buat Jakarta. Usulan penamaan jalan Kebon Sirih menjadi Ali Sadikin pun merupakan keputusan dari rapat paripurna. Tapi mana, sampai sekarang belum juga ada keputusan untuk Peraturan Gubernur," kata Pras dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 10 Oktober 2021.
Usulan tersebut disampaikan oleh Prasetyo kepada Gubernur Anies Baswedan dalam rapat paripurna peringatan HUT DKI Jakarta ke-494 pada Juni lalu. Jalan Kebon Sirih yang diusulkan diganti namanya menjadi Jalan Ali Sadikin itu terbentang dari perempatan Jalan Abdul Muis hingga perempatan Jalan Menteng Raya, di seberang Tugu Tani, Jakarta Pusat.
Prasetyo Edi Marsudi juga mengusulkan agar nama Ali Sadikin diabadikan di gedung Blok G Balai Kota DKI Jakarta. Beberapa opsi nama yang ia sampaikan adalah Graha Ali Sadikin, Pendopo Ali Sadikin, atau Beranda Ali Sadikin. Tujuannya adalah untuk mengenang jasa sosok yang memimpin Jakarta tahun 1966 silam itu.
Selanjutnya rencana penamaan jalan di Menteng menuai kontroversi...