TEMPO.CO, Jakarta - Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Kota Bogor yang turun membuat aktivitas pariwisata di sana kini kembali bergairah. Salah satunya berdampak pada okupansi hotel.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Kota Bogor Yuno Abeta mengatakan, dalam satu bulan terakhir keanggotaan organisasinya pun naik drastis.
"Drastis, karena mereka mau gak mau daftar PHRI utuk dapat aplikasi PeduliLindungi. Anugerah di balik musibah, tertib berorganisasi," kata dia seperti dikutip Antara, Ahad, 24 Oktober 2021.
Ia mengatakan, dari 110 hotel yang ada di Kota Bogor, hingga pekan pertama Oktober terdapat 59 hotel yang menjadi anggota PHRI, yang sebelumnya mencapai angka 60-an.
Kemudian, pada pekan ketiga Oktober telah terdapat 70 hotel atau mendapat penambahan 11 hotel yang bergabung dengan PHRI.
Pelonggaran pada masa PPKM Level 2 di Kota Hujan itu membuat keanggotaan PHRI meningkat. Sebab kunjungan hotel naik bahkan mencapai 85 persen ke atas. Ini melampaui batas kapasitas kunjungan yang ditetapkan pemerintah sebanyak 75 persen.
Para pengusaha hotel kemudian giat meminta akses mengunduh pemindai kode aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat penurunan level PPKM Kota Bogor ke Level 1.
Setiap hotel juga harus memperhatikan poin-poin jaminan kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keamanan (safety), dan keberlangsungan lingkungan (environmental sustainability) dalam sertifikat CHSE.
Meski kini aplikasi PeduliLindungi tak diwajibkan lagi, melainkan hanya protokol kesehatan seperti pemakaian masker, cuci tangan dan cek suhu, namun para pengusaha hotel tetap antusias mendapatkan pemindai aplikasi tersebut. Mereka tak ingin Bogor kembali mendapat lonjakan kasus penularan Covid-19 kembali.
"Karena kalau ada lonjakan, bisnis yang paling terancam lagi ya hotel sepi kunjungan, sepi tamu," ujarnya.