TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Timur membuat terobosan baru untuk mengantisipasi banjir. Terobosan itu berupa rain garden dan bioswale di atas ruang terbuka hijau.
Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur Christian Tamora Hutagalung mengatakan, rain garden adalah taman dengan vegetasi yang didesain untuk mengumpulkan limpasan air hujan.
Sedangkan bioswale merupakan saluran vegetasi untuk mengendalikan limpasan air hujan berbentuk linear atau memanjang.
"Dikemas dengan estetika supaya natural menggunakan tanaman hias sehingga kondisi ekologi di lingkungan dapat optimal," kata Christian.
Rencananya ada 10 titik di wilayah Kecamatan Jakarta Timur yang akan dibuat taman tersebut. Ke sepuluh titik itu antara lain di Jalur Hijau Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Jalan Dr Soemarno, Jalan DI Panjaitan, Jalan Kedondong, Jalan Alu-Alu, Jalan Ahmad Yani.
Selanjutnya di Jalan Mayjen Sutoyo, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Pulo Mas, dan Jalan Persahabatan Utara.
"Dengan terobosan ini, kita harapkan keberadaan taman, selain memperindah tata kota juga mampu mengurangi potensi banjir," ujar Christian.
Dia menambahkan bahwa pihaknya mengebut pengerjaan keduanya di tiga lokasi yang ditargetkan rampung pada akhir 2021. Sementara tujuh lokasi lainnya ditargetkan rampung pada awal 2022.
"Ketiga lokasi yang dikerjakan berada di RTH Jendral Basuki Rahmat (Rain Garden), Jalan Dr. Soemarno (Rain Garden), dan Jalan DI. Panjaitan (Bioswale)," kata Christian.
Jakarta kini telah memasuki musim hujan. Beberapa wilayah telah dilanda banjir seperti di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan banjir di Jakarta diusahakan untuk bisa surut dalam satu hari.
“Sekarang banjir seperti tahun lalu di Kemang yang di luar dugaan sebelumnya bisa surut dengan cepat, satu hari bahkan di targetkan genangan banjir turun dalam enam jam,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin 1 November 2021.