TEMPO.CO, Jakarta - Sungai Ciliwung adalah salah satu merek untuk menandai Kota Jakarta, seperti halnya Kali Code, kita akan akan langsung mengasosiasikan dengan Kota Yogyakarta. Itu menunjukkan betapa pentingnya Kali Ciliwung bagi Kota Jakarta.
Mungkin tak ada sungai atau kali di Indonesia yang punya hari peringatan seperti halnya Sungai Ciliwung yang memiliki Hari Ciliwung pada 11 November.
Persoalan banjir yang masih menjadi PR bagi setiap Gubernur Jakarta, termasuk Anies Baswedan saat ini, selalu dikaitkan dengan penanganan Kali Ciliwung. Penyempitan Kali Ciliwung karena permukiman warga dinilai sebagai penyebab banjir di Ibu Kota.
Salah satu solusinya adalah normalisasi sungai, yang kira-kira artinya adalah melebarkan kembali Kali Ciliwung dengan cara memindahkan atau menggusur warga yang selama ini sebenarnya tinggal di badan sungai.
Namun, normalisasi sungai masih terkendala di era Gubernur Anies Baswedan. Anies lebih menawarkan konsep naturalisasi sungai.
Kendati demikian, Wakil Gubernur Riza Patria mengatakan Pemprov DKI tidak menghentikan program normalisasi sungai. Pendataan rumah warga dan juga pembebasan lahan warga di pinggir Kali Ciliwung terus dilanjutkan.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan masih mendata dan meneliti rumah warga yang terkena proyek normalisasi Sungai Ciliwung. Pendataan ini dilakukan di beberapa wilayah sepanjang Kali Ciliwung.
Riza Patria mengatakan normalisasi sungai bukanlah proyek yang mudah karena harus berhadapan dengan banyak masalah di lapangan.
"Memang pembebasan lahan di Jakarta ini bukan pekerjaan yang mudah, karena banyak sekali lahan di Jakarta yang masih bersengketa, tumpang tindih, ada yang suratnya duplikat dan lain sebagainya," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu, 3 November 2021.
Berikut 7 fakta seputar Sungai Ciliwung yang dilansir dari akun Instagram Dinas SDA DKI Jakarta:
1. Ciliwung punya arti keruh
Nama Sungai Ciliwung berasal dari kata Ci yang berarti Air atau Sungai dan Haliwung yang dalam Bahasa Sunda berarti keruh
2. Benteng alam Kerajaan Pajajaran
Penjajah kolonial Belanda dibikin terpukau dengan Sungai Ciliwung. Kala itu sistem kanalisasi Ciliwung sangat indah
3. Mengalir sepanjang 120 kilometer
Ciliwung membentang dengan panjang 120 km dan luas Daerah Alirah Sungai mencapai 387 kilometer persegi
4. Terdapat 3 sub DAS atau daerah aliran sungai:
Ciliwung hulu di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor seluas 15.251 hektare
Ciliwung tengah yang mencakup Kab Bogor, Kota Bogor, Depok dan Bekasi seluas 16.706 hektare
Ciliwung hilir di DKI Jakarta seluas 6.295 hektare
5. Punahnya 92 persen berbagai jenis ikan
Dari 187 jenis ikan yang dahulu hidup di Sungai Ciliwung, kini hanya sekitar 20 jenis tersisa. Atau sekitar 92,5 persen punah akibat aktivitas manusia dan pencemaran yang terus berlangsung
6. Beban limbah yang jauh melebihi batas
Jumlah limbah rumah, sampah, limbah industri, limbah ternak dan pencemaran dari pertanian yang masuk ke Ciliwung mencapai 54,4 ton BOD per hari. Padahal kemampuan sungai menampung beban limbah dan pencemaran hanya 9,29 ton BOD atau Biological Oxygen Demand per hari
7. 11 November diperingati sebagai Hari Ciliwung
Hari Ciliwung pada 11 November didasarkan pada penemuan dua ekor bulus atau sejenis kura-kura pada 11 November 2011. Hari Ciliwung diperingati setahun kemudian untuk menunjukkan eksistensi hewan endemik Sunagi Siliwung yang harus dijaga habitatnya.
Baca juga: Pemkot Jakarta Selatan Data Rumah yang Terkena Normalisasi Sungai Ciliwung