TEMPO.CO, Jakarta - Aliran Kali Pesanggrahan yang melintasi Kota Depok diduga mengalami perubahan. Akibatnya terjadi longsor yang menggerus tanah warga di sekitar sungai tersebut.
Madsari, seorang warga Sawangan mengisahkan ia kehilangan satu petak tanah seluas 750 meter persegi akibat longsoran Kali Pesanggrahan. "Awalnya Kali jaraknya satu kilo dari rumah, sekarang malah deket banget kemari," kata pria 65 tahun tersebut.
Warga RT 03/02 Kelurahan Pasir Putih, Sawangan itu mengatakan tidak tahu persis sejak kapan aliran sungai itu mulai bergeser ke arah rumahnya hingga menghanyutkan tempat tinggalnya.
"Dari kapannya kurang tau, tapi rumah saya longsor itu sejak 2018, sedikit-sedikit sampai sekarang hilang," kata Madsari.
Ia menduga penyebab utama bergesernya aliran Kali Pesanggrahan itu karena longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah Cipayung. Lokasi TPA Cipayung itu tak jauh dari sungai tersebut.
"Sedikit demi sedikit sampah itu longsor menutup kali dan menggeser aliran kali," kata Madsari yang kini harus mengontrak rumah atas biaya pemerintah. Ia tak tahu apakah tanahnya yang hilang itu bakal diganti atau tidak oleh pemerintah.
Bergesernya aliran kali Pesanggrahan ini diakui oleh Camat Sawangan, Anwar Nasihin. "Ini info masyarakat, memang jalur kali berpindah, bergeser," kata Anwar.
Tapi, Anwar enggan berkomentar banyak soal masalah itu, karena bukan kewenangannya.
"Mungkin kajian dinas terkait lah yang mempunyai kompetensi kenapa sampai kali bergeser dan longsor, saya tidak kompeten menyampaikan itu," kata Anwar.
Anwar hanya memastikan, akibat pergeseran aliran kali, sedikitnya tujuh rumah terdampak, tiga diantaranya hilang terbawa arus kali.
Sebagai informasi, bencana alam di Kota Depok terjadi pada Minggu 7 November 2021 lalu. Pada hari itu, pemerintah setempat mencatat sedikitnya ada 22 titik banjir dan longsor.
Baca juga: Hujan Deras di Depok Kemarin, Tercatat 22 Titik Banjir dan Longsor
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA