TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan sumur resapan yang mengusung konsep memasukkan air ke dalam tanah, seperti gagasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, untuk mengurangi genangan banjir menjadi pro dan kontra karena titik pembangunannya yang tidak efektif, seperti di atas trotoar.
Salah satu titik sumur resapan yang dibuat yaitu di Jalan S Parman, Jakarta Barat. Posisi sumur resapan tersebut berada di trotoar di bawah kolong jalan layang.
Salah satu petugas PJLP Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota yang ditemui tempo, mengatakan sebetulnya di area sumur resapan tersebut tidak pernah ada genangan air.
“Padahal yang sering ada genangan air itu di lampu merah, kalau disini ngga ada genangan airnya. Gatau gimananya dibikin proyek ini,” ujarnya kepada Tempo, Selasa 16 November 2021.
Berbeda dengan sumur resapan lainnya yang berada di Taman Interaktif, Tomang Raya, Jakarta Barat. Edi, salah satu warga yang berada di sekitar taman tersebut menjelaskan sumur resapan yang ada untuk pembuangan air dari jalan raya dan nantinya akan dibuang lagi ke selokan yang ada di depan gedung-gedung depan taman tersebut.
“Dulu dibuangnya kan ke taman makanya dibikin sumur resapan biar masuk ke sumur nanti dibuang lagi ke selokan,” ujar Edi kepada Tempo, Selasa 16 November 2021.
Sebelumnya, program sumur resapan besutan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini tengah menjadi sorotan. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menjelaskan, peletakan sumur resapan yang ganjil itu terjadi karena Pemprov DKI tidak memiliki rancangan awalnya.
"Mereka tidak memiliki rencana induk pembangunan sumur resapan," ujar Nirwono Joga saat dihubungi Tempo, Sabtu, 13 November 2021.
KHANIFAH JUNIASARI
Baca juga: Sumur Resapan di Atas Trotoar? Dinas SDA DKI Jelaskan Cara Kerjanya