TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Sarjoko menyebut tingkat hunian rumah susun alias rusun saat ini rata-rata di atas 80 persen. Menurut dia, tingkat keterisian itu termasuk tinggi.
"Sebagian besar rusun terisi penuh," kata dia dalam pesan teksnya, Selasa, 16 November 2021.
Sebelumnya, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebaiknya mengoptimalkan beberapa rusun eksisting di Jakarta yang sudah selesai, tapi tak berpenghuni.
Hal ini sehubungan dengan rencana pembangunan enam rusun tahun depan. Pemerintah DKI mengusulkan anggaran Rp 510 miliar untuk mendirikan enam rusun itu. Anggaran ini tertuang dalam Rancangan APBD (RAPBD) DKI 2022.
Enam rusun itu berlokasi di Cakung Barat (542 unit), Jalan Tongkol (200 unit), Kelapa Gading (151 unit), Padat Karya Jakarta Utara (377 unit), PIK Tahap II (1.412 unit), dan Pulo Jahe (750 unit).
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto alias Tina Toon menyatakan pembangunan ini jauh dari target Gubernur DKI Anies Baswedan yang berencana menyediakan 250 ribu unit hunian bagi warga Ibu Kota.
Sarjoko menerangkan hanya ada dua rusun yang tingkat huniannya rendah. Keduanya adalah Rusun Nagrak dan Rusun Rorotan di Jakarta Utara. Rusun Nagrak bahkan pernah dimanfaatkan sebagai lokasi isolasi mandiri orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.
"Rusun Rorotan pun animonya sangat tinggi, namun ada kendala suplai air bersih yang belum cukup," jelas dia.
Baca juga:
PDIP Minta Anies Baswedan Optimalkan Pengisian Rumah Susun yang Sudah Terbangun