TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Barat turun tangan untuk mencegah pertikaian antar organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menyebabkan seorang anggota FBR tewas. Pertikaian antarormas itu terjadi di kawasan Joglo pada Minggu, 14 November 2021.
Sekretaris Kota Jakarta Barat Iin Mutmainnah mengimbau masyarakat terutama anggota ormas agar tidak menggunakan tindakan kekerasan dalam penyelesaian suatu masalah. Iin mengatakan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika diselesaikan bersama.
"Jangan mengandalkan kekerasan atau benturan fisik," kata Iin di Jakarta, Rabu 17 November 2021.
Iin belum mengetahui penyebab bentrokan dua ormas yang berujung kematian seorang anggota Forum Betawi Rempug atau FBR tersebut. Dia akan berkoordinasi dengan Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta Barat untuk menengahi masalah antarormas itu.
"FKDM akan segera berkomunikasi dengan tiga pilar dan RT, RW agar masalah ini selesai," tambahnya.
Pada Minggu lalu, seorang pria berinisial DA tewas karena pengeroyokan yang diduga dilakukan sekelompok pria. Pemuda 27 tahun itu adalah anggota ormas FBR yang diduga tewas dianiaya kelompok ormas lain.
Buntut pengeroyokan itu, sebuah pos ormas di kawasan Meruya dibakar kelompok orang yang belum diketahui identitasnya pada Senin dinihari.
Kapolsek Kembangan Komisaris Khoiri belum bisa memastikan apakah kasus penganiayaan di Joglo terkait dengan pembakaran pos ormas di Meruya. "Kami menunggu penyelidikan karena pelakunya belum ditemukan," kata Khoiri, kemarin.
Menurut Khoiri, kedua ormas yang sempat bentrok itu telah melakukan mediasi. Mereka setuju berdamai. Namun usai mediasi itu, kembali terjadi pengeroyokan di Joglo, Kecamatan Kembangan.
"Kedua ormas sudah dimediasi dan berdamai. Mungkin informasinya belum disampaikan ke bawah," kata Khoiri.
Pada saat ini polisi sudah memeriksa saksi kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang anggota FBR tewas itu. Polisi juga memeriksa pembakaran posko Ormas di Meruya.
Baca juga: Seorang Anggota FBR Tewas Diduga Dikeroyok di Kembangan