TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Jumat, 19 November, Masjid Agung Al Azhar atau lebih dikenal sebagai Masjid Al Azhar mulai dibangun di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dilansir dari laman duniamasjid.islamic-center.or.id, Masjid Al Azhar dibangun atas dasar kebutuhan tempat peribadatan umat muslim yang mulai menyeruak di wilayah Kebayoran Baru.
Kebutuhan ini dimulai sejak tahun 50-an ketika Soekarno menjadikan beberapa kawasan elit di Jakarta sebagai kompleks pemukiman dengan konsep satelit, yaitu perumahan dengan fasilitas lengkap di dalamnya.
Dilansir dari laman al-azhar.or.id, Masjid Agung Al Azhar didirikan oleh Yayasan Pesantren Islam (YPI) pada tanggal 19 November 1953 di atas tanah milik Yayasan seluas 43.755 m2 dengan daya tampung hingga 5.000 jama’ah dan selesai dibangun pada tahun 1958. Meski baru diresmikan pada April 1959, tetapi penggunaan Masjid Agung Al Azhar sudah dimulai sejak Lebaran 1958.
Dilansir dari laman encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, desain Masjid Agung Al Azhar didesain oleh Ir Imam Soedjono dari Bandung, sedangkan kontraktor NV Kamid dibawah pengawasan United Builders yang ditunjuk sebagai pelaksana fisiknya.
Ketenaran masjid ini sudah dimulai sejak masa pembangunannya karena Mingguan Star Weekly No. 693 - 11 April 1959 memuat laporan tentang pembangunan Masjid Agung Al Azhar dan mewawancarai Walikota Jakarta Raya saat itu, Syamsurizal.
Bangunan Masjid Agung Al Azhar dibuat dengan memadukan arsitektur Masjid Hij’ di Saudi Arabia dan Masjid Qibtiyah di Mesir. Masjid Agung Al Azhar terdiri dari dua lantai. Lantai bawah digunakan sebagai ruang serbaguna yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan atau resepsi pernikahan. Sedangkan lantai dua dijadikan sebagai ruang utama.
Keseluruhan masjid didominasi oleh warna putih bersih yang menyimbolkan kesucian. Meski tidak banyak detail ornamen yang menghiasi masjid, tetapi adanya tangga di empat penjuru masjid menjadikan Masjid Agung Al Azhar terlihat megah.
Pada ruang utama shalat, Anda akan merasakan kesan yang berbeda dengan bangunan luar yang minimalis. Di ruang utama shalat, Anda akan disuguhkan oleh detail ornamen lukisan kaligrafi dengan berbagai warna yang menghiasi hampir seluruh ruangan. Kaligrafi ini dilengkapi dengan adanya jendela-jendela kayu tinggi yang mengitari dinding ruangan sehingga menambah desain menjadi indah.
Seiring dengan semakin banyaknya kegiatan ibadah dan jamaah yang datang ke Masjid Al Azhar, di kompleks Masjid Agung Al Azhar kini terdapat lebih dari 25 kegiatan dengan beragam bentuk dan corak aktivitas seperti pengajian agama, majelis taklim, diskusi, ceramah umum, kursus, pelayanan jenazah, pelayanan kesehatan, bimbingan perjalanan haji dan umrah, madrasah diniyah dan lain sebagainya.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca: Asal Mula Masjid Agung Kebayoran Menjadi Masjid Al Azhar Kiprah Buya Hamka
