TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menghentikan sementara selama 10 hari kegiatan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di sekolah di wilayah Kota Hujan itu. Penghentian dilakukan setelah ditemukan 29 siswa dan guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 selama masa PTM di Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, setelah kebijakan PTM diberlakukan di semua sekolah, pihaknya setiap bulan melakukan screening secara rutin setiap bulan pada siswa dan guru. Pada bulan pertama, screening dengan swab test PCR ditemukan lima orang positif Covid-19.
"Untuk bulan ini, screening test PCR dilakukan di SDN Sukadamai, dan berdasarkan hasil tes, ada 24 orang positif," kata Bima pada wartawan di GOR Pajajaran, Sabtu 20 November 2021.
Dua puluh empat orang yang ditemukan positif Covid-19 itu terdiri dari guru dan siswa. Menurut Bima, semua diketahui tanpa gejala. Karena itu sesuai aturan, ia mengatakan, sekolah tatap muka itu dihentikan sementara.
"Untuk sementara kami minta agar pelaksanaan kegiatan PTM dihentikan selama 10 hari, " kata dia.
Menurut Bima, saat ini Dinas Pendidikan dan pihak sekolah telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk melakukan pelacakan atau tracing kepada semua yang telah kontak erat dengan 24 orang tersebut.
"Meski semuanya tanpa gejala, namun kami tetap antisipasi dengan melakukan tracing terhadap yang melakukan kontak erat dengan tes PCR," kata politikus PAN tersebut.
Bahkan menurut Bima Arya, pemerintah pusat pada pekan depan akan melakukan tes kepada lebih dari seribu orang. Pemkot Bogor, kata Bima, juga segera mengaktifkan kembali Rumah Sakit Lapangan untuk antisipasi kenaikan kasus di kota itu.
Mereka juga akan mengaktifkan kembali pusat isolasi di Gedung DTKP Ciawi. "Mudah-mudahan ini bukan gelombang ketiga Covid, "kata dia.
Baca juga: Kronologis Ditemukannya Klaster PTM Terbatas di Depok
M Sidik Permana.