TEMPO.CO, Jakarta - Betawi adalah sebutan bagi orang asli yang tinggal di DKI Jakarta. Namun, sebenarnya orang Betawi juga menyebar dan terdapat di wilayah penyangga ibu kota, seperti di Bekasi, Depok, dan Tangerang.
Ada sebagian kalangan yang menyebut bahwa Betawi bukanlah suku bangsa tersendiri, tapi ia berasal dari persilangan berbagai budaya yang tinggal turun temurun di daerah yang sekarang disebut Jakarta.
Laman Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menyebutkan secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa.
"Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu," tulis di laman Pemkot Jaksel tentang kebudayaan Betawi.
Antropolog Univeristas Indonesia, Dr Yasmine Zaki Shahab MA memperkirakan etnis Betawi baru terbentuk sekitar tahun 1815-1893.
Adapun Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan kesadaran sebagai orang Betawi belumlah mengakar pada awal-awalnya.
Parsudi menjelaskan dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Parsudi menjelaskan pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923
Ini ditandai dengan kemunculan Moh Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
Hingga kemudian, identitas Betawi mulai menjadi nama dan penamaan bagi mereka yang asli dan lama tinggal di Jakarta.
Belakangan, berbagai organisasi masyarakat yang mewakili warga Betawi asli bermunculan. Terdapat 5 organisasi masyarakat yang mewakili orang Betawi sebagai berikut:
1. Forum Betawi Rempug
Forum Betawi Rempug atau FBR berdiri pada 29 Juli 2001 dan berkantor pusat di Pondok Pesantren Ziyadatul Mubtadi’ien, Padaengan, Cakung, Jakarta Timur. Saat ini FBR dipimpin oleh ketua umum Lutfi Hakim.
2. Forum Komunikasi Anak Betawi
Forum Komunikasi Anak Betawi atau Forkabi berdiri pada 18 April 2001, saat ini Forkabi dipimpin oleh M Ihsan yang telah terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Forkabi berkantor pusat di Jalan Raya Kebon Jeruk No. 12A, Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
3. Badan Musyawarah Betawi
Badan Musyawarah Betawi atau Bamus Betawi berdiri pada 22 Juni 1982 dan berkantor pusat di Gedung Prasada Sasana Karya, Lantai 9, Jalan Suryopranoto No. 8, Kelurahan Petojo Utara, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Bamus Betawi sendiri dipimpin oleh Abraham Lunggana atau Haji Lulung yang merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019.
4. Bamus Suku Betawi 1982
Organisasi ini lahir setelah terjadi perbedaan pendapat dan berujung kisruh pada Musyawarah Besar (Mubes) di Hotel Twin Plaza, Jakarta Barat pada September 2018.
Bamus Suku Betawi 1982 dipimpin oleh Zainuddin alias Haji Oding. Oding dulunya bergabung dengan Bamus Betawi, bahkan sempat menduduki kursi ketua. Dia lantas memutuskan keluar pada 2018.
5. Front Betawi Bersatu
Front Betawi Bersatu atau FBB berdiri pada 15 April 2011 dan bermarkas di Jalan Cipinang Jaya, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Saat ini FBB dipimpin oleh Amirullah.
SYIFA INDRIANI
Baca juga: Gaduh Dana Hibah Bamus Betawi Disetop, Warga Setu Babakan: Belum Pernah Dengar