TEMPO.CO, Jakarta - Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, pakar di bidang kriminologi dan kepolisian, membenarkan jika tawuran kembali marak seiring melandainya kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Anak muda yang tadinya gak ke mana-mana sekarang keluar rumah berantem dia. Salah satu bentuk penyaluran ekspresi yang selama ini tertekan," kata Adrianus Meliala saat dihubungi Tempo, Senin, 22 November 2021.
Selain itu ia menilai kejahatan jalan meningkat di saat kasus penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya melandai. "Angka copet, curas, curat, begal dan sebagainya itu memang meningkat di saat ini," ucap Adrianus.
Menurut Adrianus, fenomena ini merupakan suatu kontraksi atau perubahan yang mendadak dan hanya musiman saja. Nantinya, kata dia, akan kembali normal.
Akhir-akhir ini berita tentang tawuran kembali ramai. Mulai dari tawuran antarpelajar, antarkelompok pemuda, hingga organisasi masyarakat.
Di Depok, Jawa Barat, misalnya, aksi saling bacok antarremaja terjadi pada Selasa, 5 Oktober 2021. Seorang pelajar SMA kelas XII mengalami luka berat di bagian punggung akibat sabetan benda tajam.
Di Cakung, Jakarta Timur, bentrokan antara dua kelompok pemuda pecah pada Ahad, 14 November 2021. Peristiwa ini menyebabkan seorang pemuda tewas.
Terbaru tawuran terjadi di Ciledug, Tangerang, yang diduga melibatkan anggota ormas Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP) pada Sabtu kemarin. Diduga insiden ini terkait dengan pengeroyokan anggota FBR di Kembangan dan pembakaran posko PP di Meruya beberapa hari sebelumnya.
Baca juga:
FBR dan PP Kerap Bentrok, Warga: Bikin Malu Betawi dan Pancasila