TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, Syarif memberikan komentar terkait pengurangan anggaran untuk sumur resapan.
“Kita kan defisit, kekurangan uang sedangkan banyak yang jadi prioritas,” ujarnya kepada wartawan di DPRD, Jakarta Pusat, Selasa 23 November 2021.
Syarif mengungkapkan anggaran sumur resapan yang awalnya dari 320 miliar kemudian dikurangi menjadi 120 miliar. Menurutnya pengurangan ini bukan berarti sumur resapan bukan perioritas untuk pengendalian banjir.
“Semuanya penting, semua akhirnya di redistribusi. Belanja misalnya di SDA alat Excavator Spider yang bisa di dalem kolong jembatan tambah 4 unit,” ujar Syarif.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan pihaknya menolak usulan anggaran sebesar Rp100 miliar lebih yang akan digunakan untuk pembuatan sumur resapan. Penolakan itu dilakukan pada rapat Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2022.
Gembong menyayangkan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak menggunakan dana jumbo pembuatan sumur resapan untuk merelokasi penduduk di bantaran kali agar normalisasi dapat berjalan.
KHANIFAH JUNIASARI
Baca juga: DPRD Ancam Coret Anggaran Sumur Resapan, Wagub DKI: Kami Evaluasi