TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria blak-blakan soal harga pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal yang di APBD 2021 menelan anggaran hingga Rp 411 miliar. Menurut Riza, harga sumur resapan berbeda-beda tergantung jenisnya.
"Untuk buis beton harga berkisar di Rp 13,2 juta tipe Buis Beton berlubang heavy duty," ujar Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Desember 2021. Riza mengatakan sumur resapan jenis ini merupakan yang termahal dan menggunakan beton Adhimix
Lalu tipe yang kedua adalah Modular. "Harga berkisar di Rp 7,3 juta per meter kubik, ini yang termahal juga," ujar Riza.
Hingga saat ini, Riza mengatakan jumlah sumur resapan yang sudah terbangun di Jakarta sudah mencapai 19.042 titik atau 37.369 meter kubik. Riza mengatakan jumlah ini bakal terus bertambah hingga akhir tahun. "Karena diharapkan target akhir tahun 26.932 titik atau 53.050 meter kubik, ini yang tipe Buis Beton," ujar Riza.
Untuk tipe modular, Riza mengatakan saat ini baru mencapai 8.536 meter kubik dan ditargetkan akan bertambah menjadi 18.224 meter kubik. Lalu, menurut Riza, pihaknya juga akan mengoptimalkan pembangunan sumur resapan sedang yang memiliki kedalaman 20 meter sebanyak 356 meter kubik.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta sepakat menghapus anggaran untuk pembuatan sumur resapan pada APBD 2022 sebesar Rp120 miliar. Kesepakatan itu diambil dalam Rapat Badan Anggaran (Banggar) besar di DPRD DKI Jakarta.
Pada rapat anggaran di Komisi D, usulan sumur resapan yang awalnya Rp322 miliar dipangkas menjadi Rp120 miliar. Usulan itu kemudian dibawa ke Rapat Banggar besar untuk didiskusikan lebih lanjut.
"Hasilnya kalau di Banggar besar, kesepakatan terakhir, akhirnya dinolkan," ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Paloh saat dihubungi, Rabu, 1 Desember 2021.
Nova menceritakan pihak yang mengusulkan agar dana sumur resapan di APBD 2022 dihapus adalah Ketua Rapat Banggar DPRD saat itu, yakni Prasetyo Edi Marsudi. Usulan itu kemudian disetujui anggota rapat setelah mempertimbangkan efektivitas dan kualitas sumur resapan yang sudah dibangun dalam beberapa tahun terakhir.
"Ada benerapa masukan dari kawan-kawan, di beberapa wilayah ada yang terlihat (sumur resapan) belum bisa menangani masalah banjir, terkait masalah resapan airnya," ujar Nova menjelaskan alasan dewan menghapus dana sumur resapan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga:
Anggaran Tahun Depan Dihapus, DKI Bakal Fokus Bangun Sisa Target Sumur Resapan