TEMPO.CO, Jakarta -
Jakarta utara menjadi suatu wilayah Jakarta yang kerap terendam banjir rob.
Malah sebagian wilayahnya sudah ada yang terendam secara permanen akibat adanya instrusi air laut. Tiap tahun ada pula yang menjadi langganan banjir rob.
Instrusi air laut sendiri merupakan kondisi naiknya air laut ke dalam pori-pori batuan, sehingga tergantinya air tawar, adanya cemar pada air tanah yang terkandung dan terjadinya penurunan daratan (land subsidence).
Jika mengambil pemaparan informasi dari laman E-jounal.tegalkota.go.id, menyebutkan instrusi menjadi salah satu permasalahan pokok pada kawasan pesisir, pemicunya beragam mulai dari pengambilan air tanah untuk kebutuhan domestik, nelayan, dan industri.
Ada juga karena banyaknya pembangunan yang tidak terkontrol sesuai pola ruang, yang berujung pada menyempitnya ruang terbuka hijau yang diharapkan dapat menampung air hujan. Berkurangnya ruang hijau ini berdampak pula minimnya jumlah air bawah tanah.
Suasana banjir rob yang merendam pemukiman warga di Muara Angke Kelurahan Pluit Jakarta Utara, Senin 8 Juni 2020. Tempo/Taufiq Siddiq
Menyinggung soal penggunaan air tanah yang berlebih masih dari sumber yang sama dijelaskan jika tidak segera ditangani maka dampak jangka panjang, bakal terjadi rembesan air laut ke daratan yang turut mempengaruhi penurunan tinngi daratan.
Guna mengurangi laju penurunan tanah (daratan), Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dalam publikasinya di laman kehati.org, menyampaikan perlu memperbanyak daerah resapan air supaya memudahkan air hujan masuk ke dalam tanah.
Jika sumbet resapan air tidak juga memadai ini bakal membuat air langsung menuju ke sungai dan bermuara ke laut.
Pemprov DKI mempunyai program sumur resapan sebagai Langkah anitispasi banjir sekaligus mempercepat serapan air ke dalam tanah. Tapi di Jakarta Utara nol karena baru menggali 1 meter, sudah ketemu air laut.
Di lain sisi, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar dari laman esdm.go.id, mengatakan kendali pembatasan penggunaan air tanah guna memperlambat instrusi air laut.
"Langkah lainnya adalah pengawasan dan memperketat perijinan jika ada pengajuan pengambilan air tanah," ucap Rudi, seperti yang dikutip Tempo.co pada Selasa, 30 November 2021 .
Selain itu pencegahan instrusi air laut dapat dilakukan dengan oemasangan tanggul di area kawasan pesisir, juga dapat pula dicegah dengan penanaman tanaman magrove di pesisir guna mengurasi tingkat abrasi dan pencegah laju perubahan krisis iklim.
Penanaman mangrove berkaitan dengan mengurangi jumlah karbondioksida (CO2), maka tak asing jika tanaman tropis ini disebut sebagai blue carbon.
TIKA AYU
Baca juga: Nol Sumur Resapan di Jakarta Utara Karena Menggali Satu Meter Sudah Ketemu Air