TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar membantah proyek sumur resapan yang berada di wilayahnya menjadi sarang nyamuk karena air memerlukan waktu berhari-hari untuk meresap. Anwar mengklaim, sumur resapan yang Pemkot Jakarta Timur bangun memiliki daya serap tinggi.
"Dalam waktu 30 menit dapat menyerap air 10 ribu liter. Kedalaman sumur antara 20 - 30 meter," ujar Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar saat dihubungi Tempo, Ahad, 5 Desember 2021.
Anwar menjelaskan, sumur resapan yang pihaknya buat juga menggunakan dana CSR alias tanpa memakai APBD. Proses penggalian tanah juga menggunakan 40 alat bor seharga Rp 35 juta per unit yang dibeli dari dana CSR.
Setelah sumur resapan yang dikerjakan oleh PJLP SDA dan PPSU selesai dibuat, Anwar mengatakan pihaknya melakukan uji coba dengan menyiramnya menggunakan mobil Damkar. Hasilnya, air dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah. "Contohnya di UNJ ada 9 sumur yang dibuat, Alhamdulillah UNJ sudah tidak banjir setelah kamj buat sumur dan pengerukan saluran PHB," kata Anwar.
Dalam petisi yang viral, disebutkan sumur resapan besutan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Jakarta Utara menjadi sarang nyamuk karena air tidak meresap ke dalam tanah. Petisi yang diklaim diinisiasi oleh 16 orang Alumni Fakultas Kedokteran UI itu sudah ditandatangani 6.494 orang pada Ahad siang ini.
"Maukah kita diberi peternakan nyamuk di depan rumah kita? Nyamuk dapat merupakan nyamuk biasa, Culex, ataupun Aedes (penyebar demam berdarah dengue [DBD]), atau jenis lainnya," bunyi petisi tersebut.
Petisi tersebut meminta agar Pemprov DKI Jakarta menghentikan sementara proyek pembuatan sumur resapan tersebut. Mereka juga menenangkan rencana Pemprov DKI Jakarta membuat satu juta sumur resapan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga:
Sumur Resapan Disebut Jadi Sarang Nyamuk, Begini Kata Wali Kota Jaktim