TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar mengklaim pembuatan sumur resapan efektif dalam mencegah genangan atau banjir di sejumlah wilayahnya.
Anwar mencontohkan pembuatan 9 sumur resapan di kawasan UNJ bisa membuat wilayah itu tidak lagi digenangi air atau terjadi banjir setelah ada sumur resapan.
"Contohnya di UNJ ada 9 sumur yang dibuat, Alhamdulillah UNJ sudah tidak banjir setelah kamj buat sumur dan pengerukan saluran PHB," kata Anwar kepada Tempo, Ahad 5 Desember 2021.
Anwar mengklaim sumur resapan yang dikerjakan Pemkot Jakarta Timur mempunyai daya serap yang tinggi.
"Dalam waktu 30 menit dapat menyerap air 10.000 liter. Kedalaman sumur antara 20 - 30 meter," ujar Anwar saat dihubungi Tempo, Ahad, 5 Desember 2021.
Anwar menjelaskan, sumur resapan di Jakarta Timur dikerjakan dengan menggunakan dana CSR alias tanpa memakai APBD. Proses penggalian tanah juga menggunakan 40 alat bor seharga Rp 35 juta per unit yang dibeli dari dana CSR.
Setelah sumur resapan yang dikerjakan oleh PJLP SDA dan PPSU selesai dibuat, Anwar mengatakan pihaknya melakukan uji coba dengan menyiramnya menggunakan mobil Damkar. Hasilnya, air dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah.
Proyek sumur resapan menjadi kontroversi dan banyak mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Dari mulai soal efektivitasnya dalam mencegah banjir hingga proses pengerjaannya yang dinilai tidak profesional. Belakangan, ada yang menyebut, sumur resapan menjadi sumber penyakit demam berdarah karena menjadi tempat air menggenang.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Wagub DKI Riza Patria: Perbaikan Sumur Resapan Jadi Tanggung Jawab Kontraktor