Adapun dari segi operasional, KAI Commuter terus melakukan peningkatan untuk mengupayakan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan dan memaksimalkan protokol kesehatan terutama jaga jarak pada jam sibuk.
Pada Januari 2021 frekuensi perjalanan KRL hanya 964 per hari dengan 93 rangkaian kereta. Sementara saat ini frekuensi perjalanan KRL mencapai 1.005 per hari dengan 94 rangkaian kereta.
Sedangkan di KRL Yogyakarta peningkatan kapasitas angkut dilakukan melalui perpanjangan formasi kereta yang melayani pengguna. Pada Februari 2021 maupun saat ini, perjalanan KRL jumlahnya tetap 20 perjalanan.
"Namun jika pada awal tahun dilayani oleh dua rangkaian KRL dengan formasi empat kereta, saat ini telah dilayani oleh tiga rangkaian KRL dengan formasi delapan kereta," ujarnya.
Menurut Anne peningkatan operasional tersebut dimungkinkan karena meningkatnya produktifitas perusahaan di masa pandemi untuk mendukung ekonomi nasional.
Dari segi penyediaan sarana KRL, sebelum pandemi untuk melayani 1,2 juta pengguna per hari KAI commuter menyiapkan 86 rangkaian KRL.
Namun di masa pandemi ini untuk mendukung mobilitas yang sehat dengan tetap jaga jarak, KAI Commuter dapat menyiapkan 94 rangkaian KRL meskipun volume pengguna belum mencapai 50 persen dari volume pengguna sebelum pandemi.
Dikatakannya, operasional KAI Commuter selama pandemi ini juga sangat dipengaruhi aturan kegiatan masyarakat termasuk di sektor transportasi.
"Saat ini kami semakin adaptif karena harus mampu beradaptasi dengan perubahan pola operasi dan layanan KRL sesuai aturan terbaru," kata Anne.
BACA: KRL Anjlok di Sudimara, Bikin Macet dan Perjalanan Kereta Jadi Terhambat