TEMPO.CO, Jakarta - Hasil analisis dan investigasi penyidik Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya terhadap beberapa kecelakaan bus Transjakarta menunjukkan sebagian besar disebabkan oleh faktor kesalahan manusia.
"Memang harus diakui ada kelemahan dari sisi prosedur keamanan dan keselamatan serta dari manajemen SDM (Sumber Daya Manusia)-nya, human resource-nya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo di Jakarta, Rabu, 8 Desember 2021.
Sambodo mengatakan faktor kesalahan manusia tersebut sebenarnya adalah kesalahan kecil, namun bisa berakibat fatal.
"Kesalahan kecil yang sepele, tapi bisa berakibat fatal, sopir mengantuk, sopir yang ditinggal ke toilet, ada yang katanya botol air mineralnya menggelinding, ada yang katanya dongkraknya menggelinding dan sebagainya," kata dia.
Sambodo menyebut pengawasan manajemen Transjakarta kurang ketat serta pengemudi tidak menerapkan prosedur keamanan dengan baik.
"Tentu ini sangat memprihatinkan, karena mereka adalah public transport yang jadi kebanggaan Jakarta, ikon Jakarta kan Transjakarta. Jadi harusnya mereka lebih safety, lebih aman dan sebagainya," ujar Sambodo.
Hasil investigasi ini, menurut dia, akan dibicarakan dengan manajemen Transjakarta agar pada 2022, BUMD DKI ini lebih baik lagi.
Manajemen PT Transjakarta menjadi sorotan setelah rangkaian kecelakaan yang melibatkan bus mereka dalam tiga bulan terakhir ini.
DPRD DKI bahkan telah memanggil manajemen Transjakarta untuk mengetahui masalah yang dihadapi sehingga mengakibatkan rangkaian kecelakaan tersebut.
Ketua Serikat Pekerja Transportasi Jakarta Jan Oratmangun ikut bersuara soal rangkaian kecelakaan tersebut. Menurut dia, kualitas pelayanan PT Transjakarta kini menurun.
"Ini adalah dampak dari diberlakukannya berbagai kebijakan yang lebih mengutamakan profit oriented dibandingkan pemberdayaan sumber daya manusianya," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Desember 2021.
Jan berkaca pada sejumlah kecelakaan bus Transjakarta yang terjadi sepanjang tahun ini. Dia mengutip data PT Transjakarta yang mencatat terjadi 502 kecelakaan bus sepanjang Januari-Oktober 2021.
Dia menyebut PT Transjakarta menetapkan efisiensi anggaran akibat kebijakan yang fokus mencari keuntungan. Efisiensi anggaran itu berimbas pada meniadakan petugas di dalam bus.
Baca juga: Wagub DKI Telusuri Info Direksi Transjakarta Tonton Tari Perut Bareng Operator