TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta Riyadi menuturkan PT Pembangunan Jaya Ancol memerlukan dana untuk investasi dan pengembangan usaha.
Untuk keperluan itulah, Ancol kemudian mengajukan pinjaman kepada Bank DKI sebesar Rp 1,24 triliun. Riyadi membantah bila pinjaman itu digunakan untuk mendanai ajang balapan Formula E.
"Butuh untuk investasi, tapi nilainya berapa dan skemanya apa, saya belum tau," kata dia di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Desember 2021.
Sebelumnya, Bank DKI mengucurkan kredit Rp 1,24 triliun untuk PT Pembangunan Jaya Ancol. Pemberian kredit itu akan disalurkan secara bertahap.
Menurut Riyadi, peminjaman antar BUMD DKI ini dimungkinkan sepanjang tidak melanggar ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia juga belum mengetahui persis peruntukkan pinjaman tersebut.
"Kalau dipinjam untuk apa saya belum cek. Nanti saya cek dulu," ujar dia.
Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy memaparkan pinjaman itu salah satunya untuk modal kerja senilai Rp 389 miliar. Selain itu, dana kredit Bank DKI itu juga diperuntukkan untuk refinancing penawaran umum berkelanjutan (PUB) II Obligasi Tahap II Ancol sebesar Rp 516 miliar.
Nantinya, lanjut Fidri, Bank DKI bakal menyalurkan kredit lagi senilai Rp 334 miliar. Dana ini diperuntukkan pembiayaan investasi rutin, pemeliharaan, serta pengembangan aset Ancol.
Baca juga: Kucurkan Pinjaman Rp 1,2 T, DKI Pastikan Ancol Tak Ikut Danai Formula E