TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan masyarakat bisa menekan biaya transportasi yang mereka keluarkan selama ini setelah sistem Jaklingko bisa memperluas cakupan pelayanannya.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTubenya, Anies menyampaikan data tentang besaran pengeluaran setiap keluarga untuk biaya transportasi setiap bulannya.
“Sebagian besar orang di Jakarta menghabiskan 30 persen dari pendapatan yang dia peroleh selama sebulan untuk biaya transportasi,” kata Anies seperti dikutip dari kanal YouTube #DariPendopo, yang diunggah 19 Desember 2021 lalu.
Anies menjelaskan moda transportasi terintegrasi JakLingko telah dimulai sejak 2018, dengan 109 rute dan 2.300 armada. Saat ini sudah berkembang dengan 248 rute dan 4.123 armada yang terintegrasi dalam satu layanan di bawah TransJakarta.
Lewat sistem Jaklingko, penumpang kendaraan umum di Jakarta pun meningkat. Kini tercatat jumlah penumpang naik dari rata-rata 350.000 orang per hari pada 2018 menjadi 1 juta penumpang per hari pada awal 2020.
Integrasi transportasi umum ini disebut sudah mencakup 83 persen wilayah Jakarta. Sebelumnya jangkauan transportasi umum hanya sekitar 20 persen.
Dengan JakLingko, Anies Baswedan menargetkan layanan transportasi umum dapat menjangkau 95 persen wilayah Jakarta. Dia berharap, setiap 500 meter ada halte untuk mengakses untuk kendaraan umum. "Angka subsidi meningkat menjadi 150 persen tahun 2019," ujarnya.
Anies berharap dengan adanya kendaraan umum yang dibangun merata, ia berharap biaya transportasi yang ditanggung setiap warga bisa ditekan hingga di bawah 10 persen. "Bahkan dalam beberapa kasus bisa sampai 8 persen," katanya.
Dengan biaya transportasi yang semakin kecil, hingga hanya 8 persen dari biaya hidup, maka, kata Anies akan ada lebih banyak dari pendatapan yang bisa ditabung.
“Banpak ibu dan tiga anak, kalau masih kecil tidak terasa biaya transport, tapi begitu SMP SMA masing-masing harus diantar ke sekolah, baru terasa biaya transport menyerap begitu banyak family spending,” ujar Anies.
Karena itu, kata Anies, tugas pemerintah adalah mengambil family spending sehingga uang yang selama ini mereka habiskan untuk ongkos transportasi bisa untuk kebutuhan keluarga lainnya. “Karena mobilitas ditanggung pemerintah,” katanya.
Anies menjelaskan, persoalan pemerataan akses transportasi ini jangan dilihat semata-mata subsidi yang meningkat. Tapi harus dilihat dampaknya, tabungan masyarakat yang meningkat.
“Jangan dibayangkan subsidi meningkat, tapi tabungan yang meningkat tabungan warga meningkat, mereka punya sending power lebih tinggi untuk berbagi macaam urusan,” kata Anies.
Menurut Anies, kalau negara tidak menyiapkan kendaraan umum, maka spending atau pengeluaran warga masyarakat akan habis untuk transportasi.
IQBAL MUHTAROM
Baca juga: Ajak Warga Naik Transportasi Umum, Anies Baswedan Pamerkan JakLingko