TEMPO.CO, Tangerang - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta membuka layanan klinik pratama untuk mengantisipasi merebaknya Covid-19 varian Omicron. Kepala Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto mengatakan semua layanan klinik Pratama itu diberikan gratis.
"Kami gratiskan semua layanan di sini untuk pengguna jasa keimigrasian di Bandara Soekarno-Hatta yang sudah bayar pajak pada negara. PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang dibayarkan masyarakat kita kembalikan lagi ke masyarakat," kata Romi kepada Tempo, Sabtu 1 Januari 2022.
Romi mengklaim klinik ini satu satunya di Indonesia yang melayani pihak luar, yaitu pengguna jasa keimigrasian. "Klinik yang ada selama ini hanya untuk pelayanan internal pegawai, tapi layanan klinik kami menjangkau masyarakat yang datang ke kantor pelayanan kami," kata Romi.
Klinik ini berada di sisi kiri Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta. Posisinya berada di samping area pembuatan paspor yang mudah terlihat dan dijangkau pengunjung atau pemohon paspor.
Ruangan seluas 6x4 meter disulap menjadi ruang klinik yang dilengkapi dengan ruang dokter dan perawat, tempat pemeriksaan pasien, lemari obat obatan, tempat tidur pasien, tabung oksigen. Bahkan, klinik ini dilengkapi dengan mobil ambulans dan mobil jenazah.
Netty Rahmawati, dokter dan pengurus Klinik Pratama Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta, mengatakan layanan yang pihaknya berikan terkait pencegahan Covid-19 berupa Swab antigen, pemeriksaan kesehatan hingga pemberian vitamin.
Netty menuturkan banyak pengunjung yang datang dengan berbagai keluhan seperti demam, batuk, flu dan kepala pusing. "Setelah kami periksa dan swab antigen ada beberapa diantaranya positif Covid-19 tanpa gejala. Penanganan yang kami berikan pemberiaan obat dan vitamin hingga diminta isolasi mandiri," ujarnya.
Dia mengakui layanan yang diberikan kepada pegawai, tahanan dan pengguna jasa keimigrasian sama tidak dibedakan. "Gratis," ujarnya.
Perawat klinik pratama, Resty Marpaung, mengatakan pengunjung klinik ini cukup banyak dengan rata-rata 25-30 orang perhari. "Dengan berbagai keluhan ringan maupun berat," ujarnya.
Resty menjelaskan selain melayani pasien dengan keluhan ringan, Ia dan Netty yang berjaga setiap hari di klinik itu pernah menangani dua tahanan Imigrasi yang menderita penyakit kelamin (sipilis) dan jantung. "WNA Nigeria yang mengalami penyakit sipilis kami berikan pengobatan dan untuk WNA Arab Saudi yang mengalami masalah jantung setelah kami lakulan penanganan sementara, selanjutnya kami rujuk ke RSUD untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Netty mengatakan dalam program penanganan Covid-19, klinik ini melakukan swab antigen kepada 800 pegawai Imigrasi yang bekerja di Bandara Soekarno-Hatta, tahanan Imigrasi, dan pengguna jasa keimigrasian Soekarno-Hatta seperti pemohon paspor.
JONIANSYAH HARDJONO
Baca juga: