TEMPO.CO, Jakarta - Dua ratus sumur resapan dibangun di sejumlah titik di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Pembangunan dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Pertamina, menggandeng Yayasan Jembatan Nawacita, Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT), Info Jalur Puncak, dan Kelompok Peduli Lingkungan Purun.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional KAPT, Achmad Fachruddin, mengatakan pembangunan sumur resapan itu dalam upaya menciptakan kawasan Puncak yang lebih baik, terutama dalam pengendalian banjir. Fachrudin menjelaskan 200 sumur tersebut dibangun di lima lokasi, yakni di dua kampung di Megamendung serta tiga kampung di Cisarua. Total ada 23 RT dan 15 RW yang mendapat manfaat sumur resapan dari Kementerian ATR/BPN dan Pertamina ini.
“Puncak memiliki posisi yang sangat penting bagi wilayah-wilayah bawah yang ada di sekitarnya karena merupakan daerah hulu sungai Ciliwung. Program sumur resapan ini adalah ikhtiar untuk ikut menjaga lingkungan Puncak, dan harapannya langkah-langkah kecil ini juga menjadi sumbangsih dalam penanganan banjir Jabodetabek,” kata Fachruddin, Kamis 13 Januari 2022.
Fachruddin mengklaim sejumlah warga di lima titik pembangunan mendapatkan manfaat sumur resapan tersebut dan warga pun menyambut baik dari program ini. Sebab, menurut dia, setelah berdialog warga mengaku dengan adanya sumur resapan bisa membantu mengurangi beban kekeringan air di saat musim kemarau.
“Program konservasi lingkungan seperti ini ternyata ditunggu-tunggu. Warga ternyata sangat paham bahwa sumur resapan bisa membantu meminimalisir kekeringan air tanah terutama di musim kemarau,“ ucap Fachruddin.
Tempat-tempat permukiman yang rawan kekeringan air, menjadi prioritas saat penentuan titik pembangunan sumur resapan. Selain itu, warga mengajukan sendiri lokasi yang biasanya menjadi titik banjir ketika terjadi hujan deras. Di sejumlah sudut permukiman banjir kerap terjadi karena kemiringan lahan dan masalah pembuangan air hujan yang belum terkelola dengan baik.
“Saat turun hujan, lokasi rumah kami sering kebanjiran karena ada di dataran rendah. Alhamdulillah mendapat bantuan (sumur resapan). Harapannya setelah adanya sumur resapan ini air bisa ditampung di tanah sehingga kami tidak kehabisan air karena sumur-sumur berisi air sehingga membawa kemaslahatan buat semuanya,” ujar Rudi Siswantoro, warga Desa Kopo.
Sementara itu, aktivis Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Puncak Lestari, Taufiqurohman menyampaikan berbagai upaya kini sedang dilakukan untuk menanggulangi banjir mulai dari wilayah Puncak.
Upaya dilakukan salah satunya dengan prinsip mengurangi volume air hujan langsung jatuh ke sungai karena volume air yang besar dari wilayah Puncak, kerap menimbulkan ‘banjir kiriman’ di Jabodetabek. Sedangkan, saat musim kemarau, warga di sejumlah tempat juga kerap kesulitan air tanah.
“Manfaat sumur resapan di Puncak agar air hujan tidak (semuanya) langsung jatuh ke sungai. Selain itu juga fungsinya untuk menjaga lingkungan, dan menyimpan air di dalam tanah yang bisa dimanfaatkan warga,” ujar Taufiqurohman.
Untuk diketahui, dalam menanggulangi banjir, sebanyak dua proyek bendungan tengah dikerjakan pemerintah di daerah Puncak, yaitu Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, Cipayung. Pembangunan sumur resapan juga dilakukan di sejumlah tempat di Puncak dengan inisiatif berbagai kalangan.
M.A MURTADHO
Baca juga: Jalan Lingkungan di Depok Punya Sumur Resapan, PUPR: Solusi Banjir