"Kami jadi takut melaut," ujar Sutan, 40 tahun, salah seorang nelayan setempat, kepada Tempo, Selasa (13/1).
Saat Tempo menemui mereka, para nelayan sedang berupaya menyelamatkan barang dan mesin perahu yang hancur diterjang ombak.
Menurut Sutan, cuaca mulai tidak bersahabat dengan mereka sejak dua hari terakhir ini. Ombak yang tinggi dan angin kencang bukan saja mematikan usaha mereka, tapi juga menghancurkan 20 rumah semipermanen yang berada tidak jauh dari pantai. "Untuk tempat tinggal sementara, terpaksa kami mengungsi ke rumah warga," kata Sutan.
Warga kampung nelayan itu kini bingung mencari nafkah. Perahu yang merupakan alat mereka melaut rusak, rumah tempat mereka tinggal juga hancur. Selain itu, "Di sini semuanya serba jauh dan kami pun belum mendapat bantuan," kata Aminah salah seorang warga.
Kepala Desa Tanjung Pasir Gunawan mengatakan ratusan rumah penduduk juga terendam banjir. Banjir terjadi di RT 2, 3, 4/ RW 3. Air berasal dari laut yang terus meninggi ditambah curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari ini. Menurut Gunawan, ada sekitar 400 kepala keluarga yang kini mengharapkan bantuan tersebut. Ia mengaku telah memberikan bantuan ala kadarnya pada korban banjir tersebut.
JONIANSYAH