Gembong Warsono mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta karena masalah normalisasi sungai tak dikerjakan oleh Anies Baswedan selama memimpin Ibu Kota.
Dia mengatakan, tak ada satu pun program penanganan banjir dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta yang dikerjakan Anies.
Malah kata dia, Anies berfokus pada penanganan lumpur yang menjadi pekerjaan setiap tahun untuk menormalkan kapasitas air, dan pembangunan sumur resapan yang akhirnya tidak efektif menuntaskan banjir Jakarta.
"Tidak mengerjakan apa-apa, tidak ada aksi apa-apa kecuali aksi yang bersifat rutin ya gerebek lumpur itu, dan sumur resapan yang tidak efektif. Jadi kalau Pak Anies mengatakan kerja senyap ya memang betul, saya mengatakan betul 100 persen," ucap dia.
Gembong juga tak heran bila titik banjir hari Rabu ini terus bertambah di mana dari pukul 06.00 WIB hanya 31 titik banjir, pukul 15.00 WIB titik banjir bertambah menjadi 102 RT.
Titik banjir yang terus meluas, kata Gembong, sebagai bukti Anies tidak mengerjakan apapun terkait prioritas pengentasan banjir Jakarta.
"Karena selama lima tahun memang pengentasan persoalan banjir tidak dilakukan eksekusi sama sekali sebagaimana tertuang dalam RPJMD," ucap Gembong.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, sebaiknya Anies Baswedan lebih fokus kepada penyelesaian normalisasi dan naturalisasi untuk mengatasi banjir.
"Apa yang dibuat oleh gubernur hari ini, perencanaan sumur resapan ini tidak ada gunanya. Harus diberesin itu yang namanya program normalisasi dan naturalisasi itu," ujar Prasetyo seperti dikutip Antara, Rabu, 19 Januari 2022.
Ia menyatakan untuk saat ini yang paling terpenting adalah pemberesan program naturalisasi-normalisasi, jangan tiba-tiba menambah sumur resapan yang menurutnya tidak ada gunanya.
"Harusnya fokus dulu. Bukan semata-mata tiba-tiba ujug-ujug ada sumur resapan. Ini tidak ada gunanya buat masyarakat Jakarta, setelah beres baru dilihat sejauh mana titik banjirnya," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Tidak efektifnya sumur resapan, kata Prasetyo, terbukti dengan keadaan saat ini di mana intensitas hujan yang sedikit saja, sudah terjadi banyak genangan sehingga anggaran yang sangat besar tersebut menjadi sesuatu yang percuma.
"Kemarin banjir Cengkareng, Grogol, ya harus diberesin. Fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir," ujar Prasetyo.