TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin mengatakan penambahan kapasitas drainase terbentur minimnya lahan. Dia mengutarakan pelebaran drainase membutuhkan lahan yang lebih besar.
"Kalau kami melebarkan selebar-lebarnya sesuai dengan perhitungan kami, tapi, kan, tidak ada lahannya," kata dia saat dihubungi, Kamis, 20 Januari 2022.
Untuk itulah, Dinas SDA DKI menjalankan program lain dalam menanggulangi banjir. Program yang selama ini berjalan, seperti sumur resapan, pengoperasian pompa air, hingga pengerukan lumpur dengan program Grebek Lumpur.
"Banyak program lain yang kami lakukan supaya mengurangi beban (drainase) tersebut," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai pemerintah DKI membuat program pengentasan banjir yang tidak sinkron dengan masalah di lapangan.
Contohnya, kapasitas drainase di Jakarta yang terbatas hanya mampu menampung 50-100 milimeter curah hujan. Air bakal meluap jika volume curah hujan melampaui daya tampung drainase.
Gembong mempertanyakan kenapa pemerintah DKI tidak memperbaiki drainase yang merupakan sumber masalah banjir, tapi justru mengunggulkan program lain, seperti sumur resapan. Dia lantas tak heran Jakarta kini kembali diterjang banjir.
Selanjutnya: BMKG prediksi hujan guyur ibu kota seminggu ke depan