TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dokter pembakar bengkel dengan terdakwa Mery Anastasia hari ini kembali disidangkan. Adapun agendanya adalah mendengarkan keterangan saksi.
Kasus ini menjerat Mery setelah kebakaran bengkel Intan Jaya di Tangerang itu menewaskan tiga orang pada Agustus 2021 lalu. Tiga orang tersebut adalah kekasihnya, Leonardi Syahputra, 35 tahun, dan kedua orang tua pacarnya, Edy Saputra (66) dan Lylis Tasim (54).
Mery didakwa telah melakukan perbuatan pidana yang menyebabkan orang kehilangan nyawa.
Dokter umum lulusan sebuah universitas di Medan Sumatera Utara itu diketahui sudah berbadan dua saat peristiwa itu terjadi. Selama lima bulan terakhir, Mery menjalani kehidupannya di rumah tahanan dalam kondisi hamil.
Tempo menemui Mery di Rumah Tahanan Polres Metro Tangerang pada akhir Januari 2022 lalu. Dia pun mengisahkan kehidupannya di balik jeruji yang harus berdesakan dengan tahanan lain. Berikut petikan bagian pertama wawancaranya:
Bagaimana kondisi kandungan Anda sekarang?
Sekarang sudah memasuki usia kehamilan tujuh bulan. Perut sudah membesar, keluhan pegal pada pinggang. Pernah tidak bisa bangun dan jalan, karena sulit untuk berdiri dari tempat tidur. Masa ngidam sih sudah dilewati. Pada saat peristiwa itu terjadi (-Agustus 2021) belum genap dua bulan jadi mual-mual waktu itu.
(Di Rutan Polrestro Tangerang Mery berada dalam satu ruang bersama tujuh tahanan berbagai perkara. Di sel tersebut dia tidur dengan alas triplek di atas lantai keramik. Tidak ada almari pakaian, kamar mandi bersama dan sel itu tanpa kipas angin. 'Keistimewaan' didapat Mery dibanding tahanan lain adalah diperbolehkan membawa bantal untuk mengganjal perut yang makin membesar dan kain tipis untuk alas tidur).
Bagaimana Anda menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh?
Beruntung saya diijinkan olahraga. Paling saya berjemur dan jalan kaki di halaman. Atau saya di ruangan melakukan yoga agar badan rileks dan segar. Di ruangan cukup panas, keringat bercucuran.
Untuk pemeriksaan kandungan apakah rutin dilakukan?
Ya paling tidak sebulan sekali cek kehamilan ke Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (RS PIK) Jakarta Utara. Kenapa di sana? karena saya memilih dokter terbaik. Sebab saya memiliki golongan darah langka, AB Rhesus (Rh) -. Jadi golongan darah ini bertentangan dengan janin. Sebab anak saya dalam kandungan ikut golongan darah ayahnya AB +.
Jadi harus mendapat suntikan khusus diawal kehamilan. Jika tidak berbahaya bagi keselamatan bayi.
(Selama menjalani sidang di Pengadilan Negeri Tangerang, Mery berstatus tahanan Kejaksaan Negeri Tangerang. Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Tangerang Dapot Dariarma menyatakan pihaknya melakukan pengawalan ke RS PIK setiap Mery periksa kandungan).
Bagaimana menjaga pola makan dan asupan gizi selama di tahanan?
Makanan demi si jabang bayi tercukupi. Orangtua saya hampir setiap hari datang membawakan makanan. Ada telur rebus, daging ayam, ikan laut sambal kesukaan saya ada sayuran, buah-buahan dan susu. Sejak saya kena kasus ini Papa dan Mama dari Medan memutuskan tinggal di Jakarta. Mereka yang setiap hari berikan semangat dan doa selain keluarga besar.