TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Bina Marga DKI Hari Nugroho menyatakan pembangunan infrastruktur ikonik akan tetap berlanjut meski Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan Timur. Berbagai infrastruktur itu, antara lain jembatan penyeberangan orang (JPO) ikonik hingga fasilitas publik yang lain.
Hari mengatakan ke depan, Jakarta akan menjadi kota bisnis. "Service city sehingga menjadi destinasi bagi masyarakat urban, begitu masuk orang akan punya pengalaman baru,” kata Hari dalam seminar "Menata Jakarta Setelah IKN Pindah" di Jakarta, Jumat, 4 Februari 2022.
JPO adalah infrastruktur yang sengaja dibuat ikonik di Jakarta. Ada sejumlah JPO ikonik yang dibangun di Jakarta seperti JPO Sudirman dan JPO GBK. Hari mengatakan jembatan penyeberangan orang itu sengaja dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan semua lapisan masyarakat, mulai dari pesepeda hingga warga disabilitas atau lanjut usia (lansia).
Selain menjadi tempat penyeberangan, Hari mengatakan, JPO juga bisa menjadi ruang interaksi masyarakat. JPO menjadi bagian ruang ketiga. Ruang pertama adalah di rumah dan ruang kedua di tempat kerja.
JPO ikonik Jakarta yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat itu misalnya JPO Kapal Phinisi di Karet Sudirman.
Sejumlah kendaraan melintas di dekat pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) Pinisi di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 10 Januari 2022. JPO berkonsep Kapal Pinisi kini progresnya sudah mencapai 98 persen. TEMPO/Subekti.
Meski bukan lagi IKN, Hari yakin Jakarta akan tetap menjadi tempat yang disenangi masyarakat. "Karena ada ruang ketiga yang banyak,” ujarnya.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga DKI itu, arah kebijakan penataan Jakarta ke depan adalah revitalisasi trotoar bagi pejalan kaki. Jumlah pejalan kaki di Jakarta meningkat menjadi 40 persen pada 2020.
Pada tahun 2022, Jakarta akan fokus pada penataan pedestrian dan kendaraan bermotor di kawasan Kota Tua, kawasan Stasiun Gambir dan kawasan Pasar Baru. Menjelang pemindahan Ibu Kota Negara, Dinas Bina Marga juga akan melanjutkan pembangunan trotoar, penataan kawasan wisata dengan target Jakarta smart city.
Baca juga: Survei: 58,8 persen Warga Jabodetabek Tolak Pemindahan Ibu Kota Negara