TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemprov DKI memberikan bantuan kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, secara merata tanpa memandang status sosial dan tanpa proses seleksi.
Anies mengatakan total ada 9.000 lebih anak di Jakarta yang menjadi yatim atau yatim piatu akibat pandemi tersebut.
Melihat jumlahnya yang mencapai ribuan, Anies mengatakan Pemprov DKI tidak bisa melakukan seleksi pemberian bantuan hanya kepada keluarga yang berasal dari kalangan kurang mampu.
"Bagian kami, bukan menyeleksi mana yang mau, mana yang tidak. Bagian kami menjangkau semua. Bahwa mereka nanti mau terima alhamdulillah, tidak mau terima alhamdulillah," ujar Anies melalui media sosial pribadinya, Sabtu, 12 Februari 2022.
Anies mengatakan besaran beasiswa yang diberikan kepada para anak-anak itu sebesar Rp300 ribu per bulan. Bantuan bakal disalurkan kepada mereka yang masih berusia anak-anak dan remaja berusia 18-22 tahun.
Alasan lain Anies menyalurkan bantuan tersebut secara merasa, karena dirinya ingin menyampaikan pesan ke masyarakat, bahwa Pemprov DKI melindungi anak-anak korban Covid-19. Walaupun pada saat program ini direncanakan, Anies mengatakan pihaknya belum memiliki anggarannya.
"Akhirnya kami carikan anggarannya, diajukan ke DPRD, dan alhamdulillah disetujui," kata Anies.
Dalam proses penyaluran bantuan tersebut, Anies menyampaikan ada 4.345 anak yang menerima karena membutuhkan bantuan tersebut dan sisanya menolak karena merasa masih memilki kemampuan finansial yang cukup.
Anies mengaku bersyukur sejak awal pandemi tidak pernah menutup-nutupi data pasien Covid-19 yang meninggal dunia, karena dari data tersebut pihaknya dapat mengetahui jumlah anak-anak orang tuanya meninggal karena Covid-19.
"Jika dulu kami tidak terbuka dengan data, maka kita tidak akan tahu berapa jumlah anak yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19," kata Anies Baswedan.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca juga: Cerita Anies Dituduh Menakut-nakuti Karena Ungkap Data Kematian Covid-19