TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti menduga polisi kecolongan terkait puluhan pengendara motor yang menutup jalan Jenderal Sudirman dan melakukan aksi kebut-kebutan pada Jumat dini hari kemarin
"Seharusnya kalau ada polisi yang jaga atau patroli enggak mungkin ada balap liar. Jadi, dianggap kecolongan sampai harus mengecek E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement)," kata Poengky saat dihubungi Sabtu, 19 Februari 2022.
Poengky menuturkan tidak mungkin ada aksi kebut-kebutan oleh para pengendara motor itu bilamana ada polisi yang berpatroli.
Poengky berharap aksi serupa tak terulang kembali. Ia meminta polisi segera mencari dan menindak para pengendara motor itu. "Diharapkan tidak terjadi lagi," katanya.
Menurut Poengky, penindakan tidak hanya dilakukan kepada para pemotor yang menutup Jalan Jenderal Sudirman, tetapi semua pengendara yang melakukan aksi serupa di tempat lain. "Mereka selain membahayakan diri sendiri, juga membahayakan orang lain yang menggunakan jalan raya," tuturnya.
Poengky bergarap polisi melakukan tindakan preventif dan preemptive untuk mencegah balap liar, termasuk sering berpatroli.
"Street race yang digagas Polda Metro Jaya bertujuan untuk mencegah balap liar adalah kegiatan baik, tetapi saat naiknya pandemi Covid-19 memang sebaiknya ditunda pelaksanaannya, dan diganti patroli rutin," kata Poengky Indarti.
Peristiwa ini terkuak setelah viral di media sosial dan mendapat tanggapan dari masyarakat. Dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram @merekamjakarta, terlihat para pengendara motor berjejer dan menutup Jalan Jenderal Sudirman.
Di bagian keterangan ditulis jika para pemotor itu memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi beberapa saat setelah menutup Jalan Jenderal Sudirman.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Sudirman, Polisi: Pengemudi Negatif Alkohol dan Narkotika