TEMPO.CO, Jakarta - Lapak pedagang daging sapi di Pasar Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tampak kosong sejak Senin pagi dipicu aksi mogok berjualan untuk memprotes kenaikan harga komoditas itu. Para pedagang mengungkapkan jika aksi mogok jualannya ini sekaligus untuk memberi tahu ke pembeli jika harga daging sapi sedang meroket.
"Kami mogok dari Senin sampai Jumat, baru boleh jualan Sabtu nanti. Tujuannya biar warga tahu kalau harga daging lagi mahal. Kalau menawar tidak rendah, apalagi keterlaluan menawar," kata Mamat, 45 tahun, pedagang daging sapi di Bekasi, Selasa, 1 Maret 2022 dikutip Antara.
Mamat berharap pemerintah dapat segera menstabilkan harga daging di pasaran hingga berkisar di angka Rp98 ribu per kilogram di tingkat pemasok daging sapi.
"Sekarang kami modal beli daging Rp107 ribu per kilogram. Kalau jual Rp130 ribu saja, pembeli pada menawar, untungnya tipis. Jadi kalau mau untung terpaksa jual Rp140 ribu per kilogram tapi risikonya pembeli berkurang," katanya.
Penjual daging sapi Pasar Tambun lainnya, Mujianto, 35 tahun, mengatakan dirinya kini hanya melayani pelanggan tetap saat masa mogok berjualan agar tidak kehilangan pelanggan.
"Kalau langganan tetap saya layani, paling mereka WA (WhatApp) dulu, terus saya antarkan, itu pun paling banyak lima kilogram sehari. Biar mereka tetap beli daging ke kami," kata Mujianto.
Lonjakan Harga Dinilai tidak Wajar
Sejumlah pedagang daging sapi di Depok, Jawa Barat, merasa tertekan dan meminta pemerintah mengendalikan harga daging yang terus naik sejak beberapa hari ini. Mereka menilai kenaikan harga kali ini tidak wajar karena bukan di momen yang biasanya.
Salah satu pedagang daging, Ahmad Sugandi, 50 tahun, mengatakan lonjakan daging sapi memang biasa terjadi, tetapi menjelang hari raya dan sebanding dengan permintaan masyarakat. “Cuma, kan, sekarang enggak. Daya beli masyarakat rendah harga daging melonjak terus. Kami pedagang merasa tertekan, naiknya kecepatan,” katanya di Pasar Agung Depok, Ahad, 27 Februari 2022.
Ahmad mengatakan, saat ini harga daging sapi sudah mencapai Rp 135 ribu per kilonya, berbeda jauh dengan pekan lalu yang masih di angka Rp 105 ribu. Ia tidak mempermasalahkan jika harga daging sapi naik selama daya beli masyarakat tinggi. “Kalau sekarang kami susah ini, daya beli masyarakatnya enggak ada,” ucap dia.
Ia bercerita setiap hari biasanya bisa menjual hingga 1 kuintal daging. Namun, kini bisa menjual 30 kilogram saja sudah sangat bersyukur. Dengan contoh itu, Ahmad merasa daya beli masyarakat turun hingga 70 persen.
Baca juga: Harga Daging Naik, Pedagang Bakso Kurangi Jumlah Pembelian