TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang daging sapi di Pasar Slipi Jakarta Barat menyebut mogok jualan karena lonjakan harga daging sapi tidak berguna. Para pedagang sempat mogok pada 28 Februari - 4 Maret 2022 untuk memprotes kenaikan harga daging hingga Rp140 ribu per kilogram.
"Menurut saya nggak ada gunanya, karena kan kita mengharapkan harga daging turun," kata Adi, pedagang daging sapi di Pasar Slipi Palmerah, Jakarta Barat, Jumat 4 Maret 2022.
Adi mengatakan mogok jualan selama lima hari itu justru membuat para pedagang rugi karena tidak mendapatkan penghasilan. Seharusnya dia bisa menjual 5 kg hingga 6 kg daging sapi segar per hari. "Saya jadi rugi jutaan rupiah karena mogok kemarin," ujarnya.
Sebelum harga daging sapi naik, dia bisa menjual 10 kilogram hingga 20 kilogram per hari. Saat itu harga daging sapi masih Rp110.000 per kilogram.
"Sekarang sepi. Apalagi pas harganya masih Rp140.000," ujar Adi.
Seorang pedagang sapi bernama Suminta juga kesulitan menjual daging degan harga Rp140.000 per kilogram. Pria 54 tahun itu menduga harga daging akan terus naik mendekati puasa dan lebaran.
"Tahun lalu, pas lebaran itu bisa sampai Rp150.000," ujarnya.
Pedagang daging sapi itu berharap pemerintah membantu menurunkan harga daging untuk memudahkannya berjualan.
Baca juga: Harga Daging Naik, Pedagang ke Pembeli: Jangan Keterlaluan jika Menawar