TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan atau Gulkarmat DKI Jakarta mengakui kesulitan untuk mengadakan pelatihan penanganan kebakaran di masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Satriadi mengatakan, untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah melakukan terobosan dengan cara melakukan edukasi kepada warga Ibu Kota melalui pengeras suara di masjid atau musala di kawasan permukiman yang rawan kebakaran.
"Kami melakukan terobosan edukasi di era pandemi di 27.000 masjid dan musala menggunakan pengeras suara dan dampaknya luar biasa biasa menurunkan frekuensi kebakaran 31 persen," ucapnya.
Satriadi juga menjelaskan pada 2022 akan bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung untuk melakukan kajian membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang diharapkan dapat menurunkan frekuensi kebakaran.
"Kami juga sedang membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran untuk memetakan semua RW di DKI Jakarta yang memiliki kategori rawan kebakaran. Tahun 2022 ada anggaran Rp600 juta untuk pemetaan itu sehingga kita bisa melakukan evakuasi lebih cepat," katanya.
Selanjutnya, Kata DPRD DKI...