TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.477 kematian akibat Covid-19 sejak kemunculan varian Omicron mulai 1 November 2021 hingga 16 Maret 2022.
"Ternyata 50 persen kasus meninggal dunia itu belum vaksin atau vaksin baru satu dosis, jadi belum lengkap," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, di Jakarta, Kamis.
Dwi merincikan sebanyak 44 persen kasus kematian akibat Covid-19 menimpa mereka yang belum divaksinasi sama sekali dan 6 persen baru divaksin sekali
Selain itu, 36 persen kasus kematian menimpa mereka yang sudah mendapatkan dua kali vaksinasi dan 3 persen yang sudah menerima vaksin dosis ketiga atau "booster". Serta tidak ada data sebanyak 12 persen.
Dwi menjelaskan, kasus meninggal dunia yang sudah divaksin lengkap (dosis satu, dua, dan "booster") itu kebanyakan warga lanjut usia dan pasien dengan komorbid. Beberapa penyakit komorbid di antaranya, penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, paru-paru, dan gagal ginjal.
Untuk itu, Dwi mendorong masyarakat terutama lansia dan yang memiliki komorbid untuk tidak menunda apabila sudah mendapatkan alokasi vaksinasi.
"Kepada orang yang punya komorbid harus diingatkan terus, mereka harus divaksinasi dan kalau memang sudah waktunya 'booster', jangan menunda," ucapnya.
Dwi menambahkan, di Jakarta terdapat 300 titik layanan vaksinasi baik fasilitas kesehatan hingga sentra vaksinasi dengan kemudahan pendaftaran vaksinasi salah satunya daring melalui aplikasi Jakarta Kini (JaKi).
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta realisasi vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Jakarta mencapai 12,4 juta atau 123,3 persen dari target 10 juta orang. Kemudian vaksinasi dosis kedua mencapai 10,4 juta atau sudah 104 persen dan dosis ketiga 1,71 juta.
Angka Kematian Covid-19 Masih Tinggi, Epidemiolog: Intervensi di Hulu Lemah
Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan alasan mengapa angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi meski kasus turun.
Berdasarkan data dari Satgas Covid-19, kasus kematian pada pasien Covid-19 di Indonesia masih mencapai ratusan orang per hari. Pada Jum'at, 11 Maret 2022 tercatat 290 pasien Covid-19 meninggal.
Menurut epidemiolog itu ada banyak faktor yang menyebabkan kasus kematian Covid-19 di Indonesia masih tinggi. “Ada proses intervensi hulu yang lemah sehingga mengakibatkan orang tidak terdeteksi dengan cepat dan tidak dirujuk cepat, tidak ditangani cepat. Nah, ini yang buat akhirnya terjadi kematian,” ujar Dicky kepada Tempo, Kamis, 10 Maret 2022.
Faktor lain penyebab angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi adalah kurang dukungan sosial dan bantuan kepada pasien positif Covid-19. “Enggak ada makanan, enggak ada dukungan sosial yang membantu dia kalau dia sendiri atau dia lansia sendirian. Nah, ini yang artinya harus dievaluasi,” kata Dicky.
Menanggapi pelonggaran perjalanan di masa pandemi, Dicky mengingatkan agar pelonggaran syarat tes negatif Covid-19 harus diikuti dengan penguatan aspek lain. "Misalnya, di dalam moda transportasi sirkulasi ventilasi sudah meningkat jauh, menggunakan masker juga yang setara N95 misalnya,” ujarnya.
Baca juga: Update Covid-19, Penambahan Kasus Baru Kembali Menunjukkan Tren Penurunan