TEMPO.CO, Jakarta - Pos Polisi Pejompongan, Jakarta Pusat dibakar massa pada Senin, 11 April 2022. Saprudin, 23 tahun, yang berada tak jauh dari pos polisi saat kejadian menyebut para pelaku kebanyakan adalah remaja.
Mereka telah berkumpul di dekat Pos Polisi itu sejak demo mahasiswa yang digelar di depan Gedung DPR berlangsung.
"Saya dateng ke sini jam 1 mau kerja udah rame di sini. Sebelum ke sini pada ke DPR dulu, abis balik baru ke sini. Yang ke sini bukan mahasiswa. Tadi Magrib udah rame di sini," kata pria penjaga perlintasan kereta itu saat diwawancara pada Selasa, 12 April 2022.
Sebelum dibakar, Saprudin menyampaikan bahwa perusuh aksi demo 11 April 2022 itu sempat melempari Pos Polisi sebelum membakarnya. Polisi yang berada di dalam pos pun langsung kabur.
"Kemarin disambitin dulu sebelum dibakar. Polisi yang di dalam pada kabur," kata Saprudin.
Saprudin menyampaikan bahwa api yang membakar pos itu padam dengan sendirinya.
Para perusuh bubar setelah polisi mengejar dan menembakkan gas air mata ke arah mereka. Mereka berlarian ke arah Tanah Abang dan Karet.
"Massanya kabur ke arah Karet, katanya sampe Tanah Abang dikejar," kata Saprudin.
Saprudin menyampaikan bahwa aksi tersebut tidak mengganggu jalannya kereta rel listrik atau KRL. Namun sedikit membuat terlambat. "Enggak (mengganggu) tapi paling cuma terlambat aja," ujar Saprudin.
Haedar Fashal, 23 tahun, warga Pejompongan yang kebetulan saat kejadian lewat di Pos Polisi Pejompongan menyampaikan bahwa kejadian itu terjadi berawal dari bentrokan perusuh dengan Polisi.
Perusuh yang melemparkan petasan ke arah polisi dibalas dengan tembakan gas air mata oleh polisi.
"Kemarin kebetulan saya sempat lihat. Jadi kronologinya awalnya ada bentrokan antar polisi sama entah para demonstran atau apa pokoknya mereka bentrokan ada tembakan gas air mata. Beberapa massa aksi juga ngebales pake kembang api," kata Haedar.
Setelah polisi pergi, massa rupanya masih bertahan dan kemudian membakar Pos Polisi Pejompongan. Perusakan, kata dia, dilakukan dengan menggunakan bambu dan batu.
"Saya lihat pakai bambu terus dilempar batu juga pada akhirnya bareng-bareng mereka robohin plang presisi," kata Haedar.
Menurut Haedar, awalnya hanya ada lima orang saja yang memprovokasi. Akibatnya gerombolan remaja yang tengah berkumpul melakukan aksi anarkistis dan membakar Pos Polisi Pejompongan.
"Awalnya pokoknya mereka nyalain api atau entah mereka bakar sesuatu di dalam pake minyak tanah juga kayaknya terus ya udah jadi gede," kata Haedar.
Setelah membakar Pos Polisi, gerombolan remaja itu lalu berfoto ria di Pos Polisi yang terbakar. Para remaja ini juga membakar kursi yang ada di dalam pos itu.
"Sepi kemarin, kondisinya enggak ada satu pun polisi, polisi juga tadi sudah pada pergi setelah menembakkan gas air mata. Jadi mereka baru balik ke sini," kata Haedar.
Baca juga: Demo 11 April Sisakan Kerusakan di Ruang Terbuka Hijau Jakarta Pusat