TEMPO.CO, Jakarta - Asep warga RW 01 Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur yang menjadi salah satu korban kebakaran Pasar Gembrong kini bingung harus bagaimana setelah rumahnya ludes terbakar.
"Engga tau lagi habis ini bagaimana, rumah saudara jauh semua," kata Asep saat ditemui Tempo, Selasa, 26 April 2022.
Setelah kebakaran, Asep kini tinggal di pengungsian. Dia dan keluarga bingung harus tinggal di mana setelah warung dan rumahnya terbakar. Anaknya pun saat ini tidak dapat mengikuti sekolah karena seragamnya juga terbakar.
"Baju yang bisa diselamatkan ya cuma yang kami pakai saat itu. Seragam anak saya udah terbakar, makanya sekarang dia (sambil menunjuk anaknya) enggak masuk sekolah," katanya.
Ika, korban kebakaran lainnya mengatakan hal yang sama. Sambil menggendong anaknya yang masih balita, ia mengatakan semua baju dan alat rumah tangga tidak bisa diselamatkan.
"Habis semua udah enggak ada sisa sedikit pun, baju anak saya ini buat lebaran baru beli hari Sabtu, eh Minggu ikut terbakar" kata Ika.
Ika pun bercerita dirinya bingung akan tinggal di mana setelah musibah yang menimpanya. "Belum tau mau tinggal di mana, sementara di posko dulu saja sampai lebaran juga," kata dia.
Menurut pantauan Tempo, bantuan logistik terus berdatangan dari pagi hingga siang pukul 12.45 WIB. Tak hanya makanan, dan pakaian namun ada pula komunitas yang datang memberikan bantuan dari sisi psikologis untuk anak-anak yang ada di pengungsian dengan cara menceritakan dongeng dan menyanyi bersama.
Berdasarkan data yang diperbaharui oleh pengurus RW 1 Cipinang Besar Utara pada pukul 12.30 WIB, total ada 381 KK atau sekitar 1.301 Jiwa yang terkena musibah kebakaran ini. Selain itu, total ada 6 RT yang juga terdampak kebakaran.
Baca juga: Warga Korban Kebakaran Pasar Gembrong Masih Trauma dan Syok
NIKEN NURCAHYANI