TEMPO.CO, Jakarta - Ketua RW 07, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Ibnu Fajar, terkejut ketika mengetahui kabar pembegalan anggota Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) ternyata bohong belaka. “Saya dapat berita sehabis Salat Tarawih kalau itu berita bohong,” katanya, Jumat, 29 April 2022.
Ibnu mengatakan semua pihak mulai dari Kepala Polsek Sawah Besar, Kepala Pos Polisi, Lurah, hingga RT datang memberi bantuan setelah mendapat kabar Ray Prama Abdullah, petugas PPSU berusia 27 tahun, menjadi korban begal di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
“Semua datang ke sini kasih bantuan segala macam, terus kok kami dibohongin gitu, loh. Luar biasa, jadi maksud saya, bagi warga hati-hati jangan sampai kepentingan dia, kami semua jadi dirugikan,” ujarnya.
Ia mengatakan, sebelumnya banyak warga dan pengurus empati dengan kejadian yang menimpa petugas PPSU bernama Ray Prama Abdullah itu. Namun banyak yang terkejut dan kelabakan ketika mengetahui Ray berbohong telah dibegal.
Saat dikunjungi Tempo pada Jumat siang, 29 April 2022, rumah Ray Prama tampak kosong, dengan pintu rumah berpagar abu-abu itu tertutup rapat.
Ketua RW 07 mengungkapkan Ray jarang berinteraksi dengan warga. “Jadi kami dibohongin semua. Benar-benar kasihan anak-bininya,” sergah Ibnu Fajar.
Ibnu menceritakan Ray Prama menangis saat didatangi Lurah, Kapolsek, Wakapolsek, yang memberikan bantuan. Ia pun percaya dengan pengakuan Ray karena tampak meyakinkan saat diwawancarai.
“Saya dengar terenyuh juga. Sampai kasihan ya Allah mau lebaran. Ketika bohong saya kesal ini orang maksudnya apa. Sakit jiwa ini orang, karena warga saya belum pernah begini. Ini kan istilahnya pendatang,” kata Ibnu.
Sebelumnya, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Sawah Besar Inspektur Satu, Wildan Alkautsar, mengatakan Ray Prama mengaku berbohong telah menjadi korban begal dan membuat laporan palsu.
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan anggotanya, PPSU bernama Ray Prama Abdullah, 27 tahun itu akhirnya mengaku jika dia bukan korban begal, namun kalah main judi online.
"Yang bersangkutan sudah mengaku uangnya itu habis untuk main judi slot, cuma karena takut sama istrinya, dia mengarang ceria bahwa dibegal. Kami cek TKP, sisir CCTV, periksa saksi-saksi, tidak ada kejadian itu," kata Wildan, Kamis, 27 April 2022.
Sebelumnya, kasus ini beredar luas di sejumlah media sosial yang mengabarkan bahwa petugas PPSU tersebut dibegal setelah mengambil uang THR sebesar Rp 4,4 juta di depan RS Husada, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Rabu, 27 April 2022 sekitar pukul 05.20 WIB.
Berdasarkan kronologi, Ray Prama membuat laporan bahwa dirinya mengalami pembegalan usai menarik uang THR dari Bank DKI di depan RS Husada, Sawah Besar, pada Rabu, 27 April 2022.
Ray mengaku jika uang sebesar Rp 4,4 juta tersebut akan digunakan sebagai persiapan kebutuhan Idul Fitri. Namun, ketika sedang bekerja, ia disergap oleh 10 orang yang kemudian membawa lari uang THR-nya.
Dari hasil penyelidikan dan interogasi kepada saksi-saksi, polisi menemukan jika bahwa petugas PPSU itu hanya melakukan penarikan uang sebesar Rp 200 ribu, atau tidak sesuai dengan keterangan yang mengaku melakukan penarikan uang sebesar Rp 4,4 juta.
Baca juga: PPSU yang Mengaku Korban Begal Ternyata Bikin Laporan Palsu, Polisi: Kalah Judi