TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menduga penyakit hepatitis akut misterius adalah bagian dari pandemi Covid-19. Hingga saat ini, penyebab pasti dari hepatitis akut belum bisa dikonfirmasi karena risetnya masih dilakukan.
"Hipotesa saya ini adalah salah satu bentuk dari long covid atau yang bahkan tidak mesti menunggu bertahun-tahun, satu atau dua tahun setelah pandemi ini kita sudah bisa melihat," ujar dia melalui pesan suara pada Kamis, 12 Mei 2022.
Hipotesa Dicky dikaitkan dengan studi yang dilakukan di Israel, di mana 90 persen dari anak-anak yang terkena hepatitis akut, selama setahun terakhir terinfeksi Covid-19. Kasus juga menimpa anak usia di bawah 5 tahun mayoritas dengan usia tertinggi 2 atau 3 tahun yang diketahui mereka belum eligible untuk vaksinasi.
Kasus hepatitis akut misterius pada orang dewasa sedikit atau jarang ditemukan. Dicky menilai hal itu memperkuat hipotesa bahwa proteksi dari vaksinasi juga sebagaimana beberapa riset menunjukkan memang mengurangi potensi long Covid-19.
"Nah sekarang tinggal pembuktiannya saja terhadap hipotesa itu. Saya punya argumentasi yang kuat dari beberapa riset yang mengarah bahwa ini kaitannya dengan Covid-19," katanya.
Salah satu argumennya adalah adanya bantahan terhadap teori atau hipotesa bahwa hepatitis akut disebabkan oleh adenovirus. Karena faktanya pada sebagian besar kasus anak yang terinfeksi, adenovirus yang diduga penyebabnya itu di dalam darah mereka tidak ditemukan dalam jumlah yang tinggi.
Bahkan pada biopsi hepar pun sangat jarang ditemukan. "Nah ini kan semakin melemahkan argumentasi bahwa penyebab hepatitis akut dikaitkan dan disebabkan oleh adenovirus," tutur Dicky.
Pada beberapa kasus yang ditemukan adenovirus-nya, juga menimbulkan pertanyaan, kenapa bisa menyebabkan infeksi pada hati padahal selama ini terkenal jinak.
Dicky menjelaskan ada temuan yang diduga bahwa dengan adanya infeksi Covid-19, sel T yang merupakan pertahanan tubuh ini melemah, atau menyebabkan disfungai sistem imunitas. Peristiwa ini yang akhirnya menimbulkan infeksi.
"Ini memerlukan waktu ya, dan saya kira tidak lebih dari 3 bulan sudah bisa kita konfirmasi apa penyebabnya," ujar dia.
Di DKI Jakarta, ditemukan 21 kasus diduga hepatitis akut misterius itu. Dari jumlah itu, tujuh orang berusia di atas 16 tahun dan 14 orang anak-anak di bawah umur tersebut. Tiga dari 14 anak meninggal.
Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyebut proses pemeriksaan terhadap 21 kasus itu masih berstatus pending classification. "Jadi masih kami tunggu beberapa hari ke depan hasil persisnya," kata dia di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis malam, 12 Mei 2022.
Riza meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati. Sebab, dugaan hepatitis akut misterius tidak hanya menyerang anak-anak, tapi juga orang dewasa. Apalagi didapati 24 kasus baru yang bergejala hepatitis.
Politikus Partai Gerindra ini menyampaikan, 21 kasus itu belum dikategorikan hepatitis akut misterius. Itu masih gejala hepatitis, belum dikategorikan hepatitis akut," ucap dia.
Baca juga: Ada 24 Anak Bergejala Hepatitis, Wagub DKI: Belum Dikategorikan Hepatitis Akut