Refly Harun Buka Suara Soal Podcast Rizal Afif yang Disebut Mantan Napi Teroris

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun saat menyampaikan sikap dan tuntutan atas perkembangan kehidupan berbangsa di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020. Acara yang digelar oleh Koalisi Anak Bangsa Untuk Keadilan (KABUK) tersebut menyampaikan sikap dan tuntutan atas perkembangan kehidupan berbangsa dan penyelenggaraan negara yang semakin memprihatinkan. Amien Rais dan sejumlah orang yang hadir meminta Jokowi melakukan rekonstruksi ulang pemerintahan Indonesia dan tidak memberi ruang ke komunisme serta Tidak lagi melakukan politik yang akhirnya itu sesungguhnya memecah atau membelah bangsa kita. Dalam acara tersebut mereka juga meminta pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasus penembakan laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun saat menyampaikan sikap dan tuntutan atas perkembangan kehidupan berbangsa di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020. Acara yang digelar oleh Koalisi Anak Bangsa Untuk Keadilan (KABUK) tersebut menyampaikan sikap dan tuntutan atas perkembangan kehidupan berbangsa dan penyelenggaraan negara yang semakin memprihatinkan. Amien Rais dan sejumlah orang yang hadir meminta Jokowi melakukan rekonstruksi ulang pemerintahan Indonesia dan tidak memberi ruang ke komunisme serta Tidak lagi melakukan politik yang akhirnya itu sesungguhnya memecah atau membelah bangsa kita. Dalam acara tersebut mereka juga meminta pemerintah membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasus penembakan laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara Refly Harun buka suara soal podcast-nya dengan Abbi Rizal Afif, pria yang mengaku mantan napi teroris yang kini ternyata penculik anak. Refly, yang juga kini menjadi seorang YouTuber mengungkapkan alasannya pernah membuat podcast dengan tersangka penculikan 12 anak yang kini tengah ditahan di Polres Bogor. 

Diari hasil pemeriksaan polisi, duga Rizal Afif menyampaikan keterangan palsu. Kepolisian memastikan Rizal adalah buruh harian lepas di Depok dan tidak pernah menjadi mantan napi terorisme kasus Bom Sarinah.  

Refly Harun mengatakan dia perlu menjawab tudingan liar di media sosial yang menyebut dirinya menjadi pembuat settingan pernyataan palsu Rizal Afif di akun YouTubenya beberapa bulan lalu. Misalnya menyebut Rizal adalah mantan narapidana teroris.

Refly mengatakan tidak mengenali Rizal Afif sebelumnya. Dia dikenalkan dengan Rizal oleh Dewa Putu Adhi, mantan gitaris band di Bali. Refly juga sempat menghadirkan Dewa dalam podcast di YouTubenya.

"Sebelumnya saya tidak kenal siapa Rizal Afif. Beberapa waktu yang lalu,ustad Dewa Putu Adhi datang ke rumah saya malam hari membawa dan memperkenalkan Rizal Afif," kata Refly saat dihubungi, Senin, 16 Mei 2022.

Refly lantas tertarik mewawancarai Rizal, karena pria itu disebut sebagai mantan napi teroris dalam kasus Bom Sarinah pada 2016.

Dalam wawancara tersebut, Refly menyatakan tidak ada teks atau daftar pertanyaan karena disiarkan secara langsung (live).  Ini menjadi bukti bahwa wawancaranya dengan Rizal bukanlah settingan.

"Dewa mengatakan Rizal baru saja bebas dari lapas Gunung Sindur dan merupakan napi teroris Sarinah. Tentu saja saya tertarik untuk mewawancarainya. Maka terjadilah wawancara bahkan secara live streaming tanpa contekan pertanyaan," ujar Refly.

Kini wawancara  podcat Rizal di akun YouTube Refly pada 9 Februari 2022 tersebut telah dicabut. Refly menganggap pernyataan Rizal telah mendapat bantahan dari banyak pihak, sehingga dia merasa tidak layak wawancara itu terus ditayangkan. 

"Kalau ikuti naluri pemasaran harusnya saya biarkan, pasti lebih banyak lagi yang nonton, tapi kan itu tidak bertanggung jawab karena menyebarkan info yang belakangan dibantah pihak-pihak lain," ujar Refly.

Residivis Kasus Penipuan Mengaku Mantan Narapidana Teroris 

Sebelumnya, rangkaian pengakuan penculik anak di Bogor membuat masyarakat terhenyak. Dari pengakuan penculik yang bernama Abbi Rizal Afif itu, terungkap bahwa ia seorang residivis kasus penipuan. Yang semakin bikin penasaran adalah, si penculik anak itu mengaku mantan napi terorisme yang pernah ditahan di Lapas Gunung Sindur.

Kepada penyidik Polres Bogor, penculik berusia 27 tahun itu mengaku telah dua kali tercatat melakukan tindak pidana terorisme. Dari pengakuan itu, mengalir berbagai pengakuan lainnya, soal  terorisme yang pernah ia jalankan.

Pria yang mengaku bernama Abbi Rizal Afif itu ditangkap karena menculik 12 anak, yang semuanya laki-laki. Anak-anak tersebut diculik dari sejumlah tempat, ada yang di kabupaaten Bogor, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Tangerang Selatan. Beberapa anak itu menjadi objek pencabulan pria itu.   

Namun Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Khusus Kelas IIA Gunung Sindur Mujiarto mengatakan tak ada nama Abbi Rizal Afif yang pernah menjalani binaan di lapasnya. 

Kepala Satreskrim Polres Bogor Ajun Komisaris Siswo D.C Tarigan juga telah berkoordinasi dengan Detasemen Khusus Anti Teror 88 untuk memverifikasi keterangan tersangka penculik anak itu.

Baca juga: Rizieq Shihab Bertanya Soal Pembubaran Ormas, Refly Harun: Kalau PKI Masuk Akal








70 Persen Napi Terorisme Nusakambangan Disebut Ingin Ikut Program NKRI

23 hari lalu

Seorang narapidana tindak pidana terorisme memberi hormat bendera Merah Putih saat ikrar setia kepada NKRI di Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 9 November 2021. Para narapidana ini berikrar pula mereka akan melepaskan baiat terhadap organisasi teroris mana pun dan keluar dari organisasi jihadis radikal lainnya. ANTARA/Humas Ditjenpas
70 Persen Napi Terorisme Nusakambangan Disebut Ingin Ikut Program NKRI

Amir Bima menceritakan 90 persen dari napi terorisme di Nusakambangan dalam posisi tawaquf atau tidak mengkafirkan orang yang mengikuti program NKRI.


Refly Harun: Putusan MA Bisa Jadi Solusi untuk Polemik Partai Prima vs KPU

24 hari lalu

Refly Harun. Facebook/Refly Harun
Refly Harun: Putusan MA Bisa Jadi Solusi untuk Polemik Partai Prima vs KPU

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menawarkan solusi yang bisa diambil untuk mengakhiri polemik antara Partai Prima versus KPU.


Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

39 hari lalu

Ali Fauzi, mantan narapidana teroris (Napiter) berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Kampus Putih UMM.Doc: UMM.
Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

Bekas napi terorisme Ali Fauzi Manzi bercerita tentang sulitnya meraih gelar doktor. Dia ingin eks napi terorisme lain mengikuti jejaknya.


Eks Narapidana Terorisme Ali Fauzi Manzi Wisuda Doktor di UMM

39 hari lalu

Ali Fauzi, mantan narapidana teroris (Napiter) berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Kampus Putih UMM.Doc: UMM.
Eks Narapidana Terorisme Ali Fauzi Manzi Wisuda Doktor di UMM

Ali Fauzi, eks narapidana terorisme dikukuhkan sebagai doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.


Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

45 hari lalu

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Ferdy Sambo (kanan) dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono memberikan keterangan saat rilis penetapan tersangka kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung di Gedung Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 13 November 2020. ANTARA/Hafidz Mubarak
Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati, Ini Daftar Kasus yang Pernah Ditanganinya

Ferdy Sambo divonis hukuman mati. Ia tercatat pernah menangani beberapa kasus antara lain KM 50, kebakaran gedung Kejaksaan Agung, Djoko Tjandra.


BNPT Ungkap 80 Persen Eks Napi Terorisme Masih Berkukuh pada Ideologinya

47 hari lalu

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar saat ditemui usai memberi kuliah umum di Universitas Bung Karno. Tempo/M. Faiz Zaki
BNPT Ungkap 80 Persen Eks Napi Terorisme Masih Berkukuh pada Ideologinya

Boy menyebut tim BNPT yang berkomunikasi dengan Baasyir menyampaikan Baasyir masih yakin dengan ideologinya.


Mantan Teroris Ini Berhasil Selesaikan Studi S3 di UMM

18 Januari 2023

Ali Fauzi, mantan narapidana teroris (Napiter) berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Kampus Putih UMM.Doc: UMM.
Mantan Teroris Ini Berhasil Selesaikan Studi S3 di UMM

Ali Fauzi, mantan narapidana teroris (Napiter) yang berhasil menyelesaikan studi S3 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).


Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

15 Januari 2023

Terduga teroris pelaku penembakan terhadap warga dan polisi tergeletak di jalanan di depan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016. Peristiwa itu menggemparkan Ibu Kota setelah teror bom sebelumnya terjadi di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan pada 2009. Tak hanya teror bom, aksi saling tembak antara pelaku dan polisi sempat terjadi saat itu. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
Ada Nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo Tangani Kasus Bom Sarinah 7 Tahun Lalu

Tujuh tahun berlalu sejak terjadinya tragedi bom Sarinah yang menewaskan 7 orang di kawasan Sarinah, Jakarta. Ada nama Krishna Murti dan Ferdy Sambo.


7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

15 Januari 2023

Pelaku teroris menembaki warga dan petugas polisi dikawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. Tepat setahun yang lalu terjadi bom bunuh diri dan penembakan terjadi di jalan Thamrin dan cafe Starbucks. dok.Tempo/ Aditia Noviansyah
7 Tahun Tragedi Bom Sarinah, Teror di Siang Bolong Tak Jauh dari Istana Negara

Tujuh tahun lalu, 14 Januari 2016, di siang bolong terjadi teror di pusat Kota Jakarta, dikenal sebagai bom Sarinah. Ini kilas baliknya.


Refly Harun Pernah Sarankan Pemilu Gunakan Sistem Campuran, Apa Itu?

12 Januari 2023

Refly Harun. Facebook/Refly Harun
Refly Harun Pernah Sarankan Pemilu Gunakan Sistem Campuran, Apa Itu?

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun pernah mengusulkan sistem pemilu di Indonesia menggunakan sistem campuran. Bagaimana cara kerja sistem itu?