TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan membuka peluang pendanaan dari swasta atau private sector untuk proyek MRT Fase 3. Dia berujar, pembangunan kereta bawah tanah sepanjang 87 kilometer itu membutuhkan biaya Rp 160 triliun.
"Banyak kan. Tidak mungkin pemerintah sendiri," kata dia saat ditemui di Kota Seoul, Korea Selatan, Selasa, 31 Mei 2022.
Kereta MRT Fase 3 akan membentang dari Cikarang, Bekasi hingga Balaraja, Tangerang. Rute ini termasuk dalam jalur Timur-Barat (Ujung Menteng-Kalideres) dengan total 49 stasiun.
William Sabandar pernah menyampaikan, beberapa lembaga peminjaman sudah memberikan pernyataan minat berinvestasi. Misalnya, Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan pemerintah Inggris.
Selama ini PT MRT Jakarta mendapatkan kucuran dana dengan skema kerja sama government to government (G2G) untuk pembangunan Fase 1 dan 2. Ke depannya, BUMD DKI Jakarta itu juga menyasar investasi dari pihak swasta, baik nasional maupun internasional.
Alasan Targetkan Pendanaan dari Swasta
Skema pendanaan dari swasta ini tak terbatas hanya untuk proyek MRT Fase 3, tapi juga fase-fase lainnya. Menurut William, pembangunan kereta Ratangga Fase 3 bakal memakan waktu lama apabila masih mengandalkan investasi G2G.
"Mungkin 40-50 tahun baru akan selesai, karena 87 kilometer panjang. Kemampuan negara untuk meminjam juga terbatas," jelas dia.
William berpendapat banyak kesempatan untuk memperoleh pendanaan dari swasta, sehingga tak perlu mengandalkan pemerintah. Semua negara pun ingin membangun sistem transportasi yang terintegrasi dengan cepat dan memiliki kapabilitas. Tujuannya agar tak melulu bergantung pada negara lain.
Contohnya, pemerintah Korea Selatan semula mendapat bantuan dari pemerintah Jepang guna membangun jaringan transportasi berbasis rel. Korea Selatan kemudian melanjutkan pembangunannya secara mandiri.
Begitu pula dengan pemerintah Indonesia yang awalnya dibantu Jepang dalam membangun MRT Jakarta Fase 1 dan 2 diharapkan bakal mandiri untuk pembangunan selanjutnya. "Ketika kita mulai membangun fase-fase selanjutnya, kapabilitasnya sudah ada, kita bisa kerjakan sendiri," ucap William.
Baca juga: MRT Jakarta Jajaki Korea Selatan untuk Investasi Proyek MRT Rute Fatmawati-TMII