TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Covid-19 di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, ada banyak faktor yang menyebabkan kasus Covid-19 kembali naik.
"Faktor penyebab penurunan atau peningkatan itu semakin kompleks, semakin banyak yang berkontribusi. Karena sekarang ada interaksi, ada pelonggaran yang dilakukan, dan ada aktivitas atau mobilitas yang tinggi itu juga akan berdampak," ujar Dicky kepada Tempo, Senin, 13 Juni 2022.
Dia juga menyebut, karakteristik dari virus dan imunitas masyarakat mempengaruhi peningkatan angka positif Covid-19. Munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 juga berpotensi memicu gelombang baru.
Menurut epidemiolog itu gelombang baru Covid-19 ini tidak akan separah dua tahun lalu.
"Yang terjadi gelombang nya itu hanya kasus infeksi saja, tidak berbarengan dengan peningkatan kasus kematian dan tidak dengan tren atau pola yang sama. Yang terinfeksi juga tidak bergejala, kalaupun bergejala ya dengan gejala ringan. Karena modal imunitas masyarakat sudah banyak," katanya.
Meski gejala yang ditimbulkan subvarian BA.4 dan BA.5 terbilang ringan, tetap dapat menimbulkan keparahan jika menginfeksi kelompok masyarakat lansia atau anak di bawah tiga tahun.
"Subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki karakter mudah menginfeksi baik yang sudah divaksin atau belum itu bisa menimbulkan keparahan pada kelompok yang belum memiliki modal imunitas (Vaksin) baik lansia atau anak di bawah tiga tahun," kata Dicky.
Sebelumnya, persentase pasien positif atau positivity rate Covid-19 dalam sepekan terakhir ini tembus 4,4 persen. Sementara persentase kasus Covid-19 secara total adalah 11,5 persen. World Health Organization (WHO) menetapkan standar agar positivity rate Covid-19 tak lebih dari 5 persen.
NIKEN NURCAHYANI | TD
Baca juga: Update Covid-19 Hari Ini: Jakarta Naik Lagi, Bertambah 322 Pasien