TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin bicara kemungkinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilkada 2024. “Itu ya mungkin-mungkin saja,” ujar dia melalui pesan suara pada Jumat, 24 Juni 2022.
Hal itu terjadi jika Anies Baswedan tidak medapatkan tiket untuk menjadi calon presiden atau capres di pemilu 2024, atau tidak ada partai yang mengusungnya maju di kontestasi Pilpres 2024. “Ya mau tidak mau, suka tidak suka ya langkah berikutnya bisa jadi cagub lagi, nyalon lagi,” kata dia.
Peluang itu terbuka karena aktu pemilihan pilpres dan pilkada berbeda. Pilpres dilakukan pada Februari 2024, sedangkan pilkada berlangsung pada bulan November. Jadi, tergantung juga bagaimana kondisinya nanti.
Ujang menyebut Anies sudah mengantongi KTP warga Jakarta. Seandainya tidak ada yang mencalonkan Anies di Pilpres, ataukah gagal dan kalah, ada kemungkinan dia maju sebagai cagub lagi dengan KTP yang sudah dikumpulkan itu.
“Ya itu pun kalau di pilkada tidak ada partai yang mendukungnya, dia sudah mengantisipasi dengan KTP-KTP tadi, daftar melalui jalur independen di pilkada,” tutur Ujang.
Jadi, menurut Ujang, semua skenario pasti akan diambil entah di pilpres atau pilkada. Karena, dia berujar, politik itu ya segala kemungkinan harus disiapkan. “Namanya juga politik, kalau tidak nyapres ya pilkada, kalau tidak pilkada ya tentu harus cari posisi atau jabatan lain, jadi semua kemungkinan bisa terjadi,” ujar Ujang.
Anies Baswedan jadi kandidat capres NasDem
Sebelumnya, Anies Baswedan menjadi satu dari tiga nama bakal calon presiden yang akan diusung Partai NasDem pada Pilpres 2024. Pengumuman itu dilakukan oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem di Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.
Selain Anies Baswedan, Surya Paloh mengumumkan dua capres rekomendasi NasDem yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Penentuan nama tersebut bukan berdasar voting suara terbanyak, melainkan musyawarah mufakat.
Awalnya, terdapat 25 nama tokoh yang diusulkan oleh para kader. Nama-nama yang berasal dari eksternal partai itu kemudian mengerucut menjadi tiga tokoh yang kemudian diajukan para kader kepada Surya Paloh. Dari ketiga nama ini, nantinya Surya bakal menentukan satu nama yang bakal diusung NasDem dalam pilpres 2024.
Dalam Rakernas Nasdem, sebanyak 32 dari 34 DPW mengusulkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden. Hanya dua provinsi yang tidak mengusulkan nama Anies, yakni Papua Barat dan Kalimantan Timur.
Di bawah Anies, suara terbanyak kedua adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebanyak 29 DPW. Selanjutnya ada Menteri BUMN Erick Thohir dengan 16 suara dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa 13 suara DPW.
Selain empat nama tersebut, nama capres usulan daerah yang banyak disebut di antaranya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa; hingga KSAD Dudung. Kemudian adapula nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno serta Politikus Golkar Tuan Guru Bajang Zainul Majdi atau TGB.
Respons Anies Baswedan jadi kandidat capres NasDem
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi Partai NasDem yang memasukkan namanya sebagai salah satu kandidat calon presiden yang dipertimbangkan untuk diusung. Dia mengaku respek karena partai pimpinan Surya Paloh itu telah membuat terobosan dalam mengusulkan nama capres 2024.
“Pengusulan nama-nama untuk kepentingan nasional diberikan kepada pimpinan wilayah, karena wilayah yang mengusulkan nama," ujar Anies di Kuningan City, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 Juni 2022 dikutip dari Antara.
Anies menyampaikan bahwa dirinya merasa terhormat namanya masuk dalam daftar tiga nama calon presiden yang diusulkan di forum Rakernas NasDem. Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan rasa terima kasihnya karena namanya dipertimbangkan oleh para kader Partai NasDem.
Ke depannya, Anies masih akan terus menjalankan tugas dan kewewenang sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga Oktober nanti. Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta periodenya berlangsung 2017-2022, maka tahun ini menjadi tahun terakhirnya menjabat.
“Saat ini saya masih terus menjalankan amanat di Jakarta. Amanat dari masyarakat Jakarta adalah amanat utama yang harus saya tunaikan sampai Oktober nanti, karena itu saya terus harus fokus di dalam urusan Jakarta," tutur Anies Baswedan.
Baca juga: Anies Baswedan Akan Beri Disinsentif kepada Perusahaan yang Tidak Kelola Sampah