TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan antisipasi Pemerintah Provinsi DKI untuk mengatasi lonjakan kasus varian baru Covid-19, Omicron BA4 dan BA5. Kementerian Kesehatan memprediksi gelombang kasus Covid-19 itu akan terjadi pada pertengahan Juli 2022.
Menurut Riza, dari sekarang yang harus diantisipasi adalah masa libur panjang sekolah. Dengan pembukaan semua tempat wisata, seperti Monas, Ragunan, dan Ancol, bisa membuat masyarakat dari Bodetabek hingga kota lain menyerbu Ibu Kota.
“Yang penting sekarang dalam rangka mengantisipasi seperti yang kita ketahui bersama yang perlu kita tingkatkan adalah protokol kesehatan,” ujar Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 4 Juli 2022.
Pemprov DKI meminta agar semua masyarakat taat dan patuh menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, serta menghindari kerumunan. Sekali pun sudah ada pelonggaran, jangan sampai subvarian Omicron itu menimbulkan penularan yang lebih parah.
“Karena memang angkanya kan ada peningkatan tapi perlu diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat, patuh, dan disiplin,” tutur Riza.
Wagub DKI menambahkan, selain protokol kesehatan yang harus didorong adalah percepatan pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga atau booster. Riza menilai, selama ini DKI selalu terdepan dalam pelaksanaannya vaksinasi mulai dari dosis pertama, kedua, hingga ketiga.
Wagub DKI Riza mengatakan Pemprov DKI tidak pernah berhenti mendorong, memotivasi, dan mengajak masyarakat untuk mendapatkan vaksin ketiga. “Dan mari kita ajak orang tua kita apa lagi yang lansia, anak-anak kita segera mendapatkan vaksin ketiga,” kata Riza.
Menkes prediksi puncak kasus varian baru Covid-19 pertengahan Juli 2022
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebut varian baru Covid-19 yakni BA4 dan BA5, telah menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara hingga 30 persen dibanding masa puncak kasus Omicron. Kondisi ini, menurut Budi, diprediksi juga bakal dialami oleh Indonesia.
"Data dari Afrika Selatan, puncak kasus BA-4/5 di kisaran 30 persenan dari puncak omicron. Di Indonesia Omicron 58.000-an, estimasi kenaikan 17.400-an, dengan puncak fatality di kisaran 10 persenan puncak Omicron," ujar Budi Gunadi dalam keterangannya, Minggu, 26 Juni 2022.
Merujuk pada kasus di Afrika Selatan, Budi mengatakan puncak kasus varian BA4 dan BA5 bakal terjadi dalam 30 hari sejak ditemukannya kasus pertama. Sehingga jika mengikuti pola Afrika Selatan, Budi memperkirakan puncak kasus di Indonesia akan tercapai di pekan kedua dan ketiga Juli 2022.
"Kenaikan kasus konfirmasi harian sudah mencapai 2.000-an kasus per hari. Batas atas Level-1 WHO adalah 7.800 kasus per hari," kata Budi
Budi mengatakan tingkat reproduksi kasus di bawah 1 persen atau masih terkendali. Tingkat kasus positif juga cukup rendah di angka 3,61 persen atau masih berada di bawah standar WHO 5 persen. Namun, Budi mengatakan beberapa provinsi seperti Jakarta dan Banten sudah di atas 5 persen.
Sebagai tindak pencegahan lonjakan kasus varian baru Covid-19 yaitu BA.4 dan BA.5, Budi mengatakan pemerintah bakal mempertahankan standar protokol kesehatan yang ada, mempercepat vaksinasi booster, melakukan Sero Survey-3 di akhir Juni dan awal Juli, terakhir mereview status di awal Juli 2022.
Baca juga: Ada Lagi Varian Baru Covid-19 di Thailand, Dinkes DKI Terus Lakukan Tracing