TEMPO.CO, Jakarta - Penghuni Rusunawa Jatinegara Barat, AM, 50 tahun, mengaku bingung diusir dari unit yang ditempati bersama keluarganya. Keluarga AM diusir oleh Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Rumah Susun Sederhana Sewa itu karena putrinya, MS, 19 tahun, membuang bayi hasil hubungan gelapnya di pinggiran Kali Ciliwung dan telah diproses Polres Metro Jakarta Timur.
AM mengatakan, pengusiran ini membingungkan karena UPRS berdalih warga menuntut supaya keluarganya keluar dari rusunawa karena kasus anaknya. Padahal, hingga saat ini tidak ada satupun warga rusunawa yang menuntutnya untuk keluar unit.
"Kalau saya dibilang dibenci masyarakat ya pasti mereka demo dong kemari. Tapi selama perjalanan waktu sampai sekarang apakah ada warga yang memusuhi saya? Malah mereka rata-rata meluk saya," kata AM saat ditemui di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta, Senin, 4 Juli 2022.
AM Pernah Jadi Pengurus RW
Menurut AM, tidak ada warga yang memintanya pergi karena sehari-hari dia yang selalu mengurus warga. Sejak dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara Barat, AM aktif menjadi pengurus warga yang umumnya korban penggusuran Kampung Pulo. Mereka semua direlokasi ke rusunawa itu setelah kampungnya digusur.
"Tetangga enggak ada masalah sama sekali, mereka malah menangis, Pak AM jangan pindah, karena sudah ada ikatan batin. Saya memang ditokohkan, mohon maaf bukan sombong, saya ini mantan pengurus Lembaga Musyawarah Kelurahan, di atas RT dan RW," kata AM.
Saat di Kampung Pulo, AM mengaku sudah pernah ditunjuk masyarakat menjadi wakil ketua RW. Selain itu, dia juga bercerita pernah menjabat sebagai direktur eksekutif Rumah Aspirasi DPR yang mewakili Kampung Melayu dan Kampung Pulo. Kini dia menjabat sebagai sekretaris Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kelurahan Kampung Melayu.
AM juga terlibat aktif mengurus warga di Rusunawa Jatinegara dengan membantu anak-anak muda rusunawa memenangkan berbagai kejuaraan, membangun kantin rusun supaya warga bisa berjualan, hingga memperbaiki fasilitas rumah duka rusunawa dengan uang dari kantongnya sendiri.
"Kalau dibilang saya tidak disuka dari sudut mananya. Makanya saya bingung, sedangkan saya dipercaya terus. Jujur tadinya saya dicalonkan menjadi RW, tapi saya enggak mau, saya bilang beri kesempatan yang lebih muda agar ada regenerasi," ucapnya.
Dengan kedekatan yang dia bangun ini bersama warga rusun, AM mengatakan, telah berbicara dengan Kepala Unit Rumah Susun I Dwiyanti Chotifah bahwa dia tidak mau pindah. Masyarakat juga tidak ada yang mengusir.
Selanjutnya diminta mengosongkan unit pada 15 Juli mendatang...