TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena remaja SCBD di Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, menyedot perhatian remaja dari berbagai daerah di Jabodetabek. Beberapa di antaranya ingin tahu soal tempat nongkrong yang viral dalam beberapa pekan terakhir tersebut.
Fenomena remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok) itu membuat kawasan seputar Stasiun Dukuh Atas dan Terowongan Kendal itu semakin ramai. Setiap sore para remaja dari berbagai daerah itu berdatangan ke tempat yang cukup dekat dengan Stasiun MRT BNI Dukuh Atas dan Stasiun KRL Sudirman itu.
Seorang remaja bernama Muhammad Fajar asal Depok mengatakan baru dua kali datang ke tempat yang ramai di media sosial itu. Remaja kelas VIII SMP datang lagi ke Dukuh Atas karena tempatnya bagus. “Enggak ada di Depok tempat kayak gini. Mau main saja,” ujar dia pada Kamis, 14 Juli 2022.
Fajar datang sejak pukul 15.00 bersama dengan temannya, Muhammad Fandi. Menurut Fandi, dia datang ke Dukuh Atas dengan menggunakan KRL. Siswa kelas satu SMK itu hanya ingin bermain ke Dukuh Atas dan sudah keempat kalinya. “Pengen main saja,” katanya.
Untuk bekal main ke lokasi tersebut Fajar dan Fandi hanya membawa uang Rp 25 ribu-Rp 30 ribuan. “Buat jajan saja, paling beli es doang,” tutur Fandi.
Remaja lain yang memilih menghabiskan sorenya di kawasan Jalan Sudirman itu adalah sepasang kekasih bernama Amoy dan Bisma. Amoy adalah warga Bekasi, sementara Bisma dari Depok. Mereka naik KRL untuk pergi ke Dukuh Atas.
Amoy dan Bisma, remaja SCBD asal Bekasi dan Depok di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, pada Kamis, 14 Juli 2022. TEMPO/Moh Khory Alfarizi
Keduanya mengaku sudah berpacaran selama dua minggu dan berkenalan melalui media sosial Facebook. “Aku baru ke sini. Di Bekasi enggak ada tempat kayak gini,” ujar Amoy, 17 tahun.
Bisma, 19 tahun, datang ke Dukuh Atas karena diajak oleh Amoy. Namun dia merasa senang karena keramaian remaja dari berbagai daerah datang ke Dukuh Atas.
Bisma dan Amoy memilih duduk bersantai di sekitaran taman dekat Stasiun MRT BNI Dukuh Atas sambil melihat keramaian para ABG yang mengenakan outfit street fashion berseliweran di sekitarnya. Gaya busana para remaja SCBD itu bahkan disebut sebagai Citayam Fashion Week.
“Ke sini saya jarang-jarang sih, soalnya kerja. Kalau berdua ya begini, ngobrol-ngobrol saja, kalau banyak teman rada ke atas foto-foto,” ujar Bisma.
Sambil duduk bersantai, Bisma dan Amoy juga menyantap gorengan dan minum es segelas berdua. “Jajan gorengan empat sama minum es segelas berdua. Uang jajan sih secukupnya saja, Rp 30 ribu,” kata Bisma.
Fenomena anak Citayam main ke Dukuh Atas ramai sejak liburan sekolah...