TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Pondok Cabe merupakan bandara yang berlokasi di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Bandar udara ini dikelola oleh PT Pelita Air Service. Untuk sebagian orang, mungkin asing mendengar Bandara Pondok Cabe karena ini bukanlah bandara komersial, seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Adisutjipto, Bandara Internasional Ngurah Rai, dan sejenisnya.
Sempat diberitakan bahwa Bandara Pondok Cabe ini akan menjadi bandara komersial karena memiliki lokasi yang berada dalam satu garis lurus dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, jika benar akan menjadi bandara komersial, Bandara Pondok Cabe akan mengurangi jumlah penumpang pesawat Bandara Halim Perdana Kusuma. Akibatnya, Bandara Pondok Cabe tidak jadi untuk dikomersialisasikan, tetapi hanya sebagai pengganti Bandara Halim Perdana Kusuma yang sedang melakukan revitalisasi.
Kisah Bandara Pondok Cabe
Sejak Perang Dunia II, Bandara Pondok Cabe sudah merupakan tempat penting bagi pasukan sekutu ketika menghalau laju invasi Jepang di Indonesia. Bandara ini memiliki landasan pacu berukuran lebar 45 meter dan panjang 2.500 meter. Dikutip dari laman tniad.mil.id, pentingnya Bandara Pondok Cabe terbukti dari penempatan pesawat tempur sekutu ketika itu. Pesawat tempur yang ditempat di sana, yakni jenis jet tempur taktis sekutu, seperti Hawker Hurricane dari Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force atau RAF), Bomber Torpedo Fairey Albacore, dan Vickers Vildebeest. Pesawat tersebut ditempatkan di sana dalam jumlah yang tidak sedikit di bawah Skuadron 36 dan 100 RAF.
Dulu, Bandara Pondok Cabe digunakan sebagai pangkalan militer di masa Perang Pasifik. Pada 1942, pasukan sekutu yang tiba di Jawa membuat rencana pertahanan udara. Dalam rencananya, mereka menyiapkan sejumlah lapangan terbang yang berisi 32 pesawat tempur di Jawa Barat. Salah satunya yang terletak di Banten, yaitu Bandara Pondok Cabe. Bandara ini dirasa cocok karena tersamarkan oleh kerimbunan rumput dan pohon besar yang mengelilingi sekitarnya.
Sayangnya, rencana tersebut harus berubah. Dikutip dari buku Sejarah Perang Kemerdekaan di Sumatera 1945-1950, Jepang telah menyerang pulau Sumatera yang membuat Bandara Pondok Cabe hanya menerima 25 unit Hawker Hurricane RAF. Namun, sebagian besar pesawat tempur tersebut belum siap untuk beroperasi.
Pada akhirnya, Jepang pun menyerah dan membuat Bandara Pondok Cabe dipegang kembali oleh Belanda sampai Agresi Militer Sekutu berakhir pada Desember 1949. Barulah dari sini, bandara di Indonesia dinasionalisasi oleh TNI Angkatan Udara, termasuk Bandara Pondok Cabe.
Saat ini, Bandara Pondok Cabe dikenal sebagai markas homebase dari maskapai penerbangan Pelita Air Service yang merupakan anak perusahaan dari PT. Pertamina sekaligus sebagai pengelola bandara ini. Selain itu, bandara ini juga menjadi pangkalan udara untuk Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad), dan Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud).
Bandara Pondok Cabe hanya melayani penerbangan untuk pesawat jenis ATR 72 atau baling-baling. Dilansir dari laman atr-aircraft, pesawat jenis ATR 72 merupakan pesawat penumpang regional dengan jarak tempuh singkat. Pesawat ini beroperasi menggunakan mesin twin-turboprop yang menampung 78 penumpang dan 2 kru penerbangan. Untuk pesawat dengan badan besar hasil produksi Airbus dan Boeing, tidak bisa diterbangkan di Bandara Pondok Cabe. Akibatnya, pesawat tersebut hanya diterbangkan di bandara terdekat Pondok Cabe, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Bandara Pondok Cabe Siap Beroperasi
Pada 14 Juli 2022, PT Pelita Air Service mengajak PT Angkasa Pura II untuk bekerjasama mengelola dan mengembangkan Bandara Pondok Cabe. Kolaborasi antara keduanya bertujuan untuk mengkaji secara bersama-sama kelayakan operasi, manajemen bisnis, dan teknik pengelolaan Bandara Pondok Cabe. Kerja sama ini pun disambut baik oleh keduanya.
“Dengan sinergi yang dilakukan PT Pelita Air Service dan PT Angkasa Pura II semakin membuka peluang besar dalam memaksimalkan aset yang ada, sehingga nantinya Bandara Pondok Cabe dapat memfasilitasi berbagai kegiatan bisnis di sektor Penerbangan dan diharapkan dapat memperkuat ekosistem penerbangan Indonesia," kata Dendy pada siaran pers Kamis 14 Juli 2022.
Dendy optimistis sinergi ini semakin meningkatkan utilisasi dan fungsi dari Bandara Pondok Cabe. “AP II dan Pelita Air Service berkolaborasi untuk merencanakan pengembangan dan operasional Bandara Pondok Cabe menjadi bandara yang dapat memberikan seamless journey experience dan customer experience terbaik melalui penerapan teknologi. Kami sangat menyambut baik kolaborasi ini untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang pesawat dan maskapai, serta menjaga konektivitas udara di Indonesia," kata Muhammad Awaluddin Direktur Utama PT Angkasa Pura II.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Kembangkan Bandar Udara Pondok Cabe, PT Pelita Air Service Rangkul PT Angkasa Pura II
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.